Ngaji Budaya: Mengenal Kesenian Sintren Asal Cirebon Jawa Barat

- 12 Agustus 2022, 09:30 WIB
Ilustrasi Tari Sintren, tarian mistis asal Kota Cirebon yang dikenal sebagai Tari Bidadari.
Ilustrasi Tari Sintren, tarian mistis asal Kota Cirebon yang dikenal sebagai Tari Bidadari. /Tangkap layar YouTube.com/Annisa Khoirunnisa

PURWAKARTA NEWS - Berikut merupakan penjelasan dan sejarah kesenian sintren yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat.

Salah satu unsur dari kebudayaan yaitu kesenian, seni merupakan suatu hasil karya cipta manusia. Pada umumnya kebanyakan orang mendefinisikan kebudayaan berupa sebuah kesenian dan adat istiadat yang dimiliki oleh suatu daerah tertentu.

Bentuk kebudayaan yang sering kita lihat adalah seni tari yang mana disajikan dengan berbagai gerakan yang indah dan biasanya memiliki pesan tertentu yang akan disampaikan pada orang yang melihatnya.

Baca Juga: Ngaji Budaya: Mengenal Seni Tari Tradisional Jaipong

Baca Juga: Ngaji Budaya: Inilah Unsur-unsur Kebudayaan

Dikutip PurwakartaNews.com dari cirebonkota.g.id terdapat kesenian tradisonal berasal dari Cirebon yang sangat populer hingga saat ini.

Salah satu kesenian yang ada di Cirebon yaitu seni tari sintren.  Seni tari sintren sendiri mengandung unsur magis sehingga tidak boleh untuk dibuat mainan.

Baca Juga: Mengenal Bubur Suro, Kuliner Daerah Yang Masuk Waris Budaya Tak Benda

Baca Juga: Lima Kuliner Khas Khas Daerah Ditetapkan Warisan Budaya Tak Benda Oleh Jawa Barat, Apa Saja?

Tari sintren ini biasanya dibawakan oleh seorang wanita yang mengenakan kostum khusus dan berkacamata hitam, sebelum melakukan tarian ini biasanya sang penari akan masuk ke dalam sebuah kurungan yang ditutup oleh kain.

Dalam pengertiannya, tari seni sintren merupakan seni tradisional berawal dari Cirebon yang memiliki unsur magis.

Kata sintren sendiri berasal dari gabungan dua kata dari bahasa Jawa yaitu "si" yang berarti panggilan atau sebutan, dan "tren" yang berawal dari kata tri atau putri.

Baca Juga: Mengenal Upacara Adat Nyangku, Tradisi di Panjalu Ciamis

Baca Juga: Mengenal Tradisi Lisan atau Pribahasa di Masyarakat Sunda

Jadi seni sintren ini memiliki etimologi yaitu sang putri atau sang penari.

Sejarah seni sintren ini dipercaya dimulai dengan aktifitas berkumpulnya para pemuda yang saling bercerita dan memberikan semangat satu sama lain terutama setelah kekalahan besar pada perang Besar Cirebon yang berakhir sekitar tahun 1818.

Pada tahap ini pola-pola sajak yang digunakan oleh para dalang sintren tidak berubah dari sajak-sajak tentang perjuangan, perbedaannya adalah digunakannya ronggeng buyung (penari wanita) pada pertunjukannya yang bertujuan untuk mengelabui penjajah Belanda.

Baca Juga: Mengenal Rajah dalam Kebudayaan Sunda

Baca Juga: Contoh Teks Pembawa Acara Peringatan Hari Besar Islam dalam Bahasa Sunda

Selain dari kisah perjuangan pemuda-pemuda Cirebon lewat syair-syair penyemangat dalam pagelaran sintren, kesenian sintren di Cirebon juga menampilkan lirik-lirik legenda romantisme antara Selasih dan Sulandana yang populer dikalangan masyarakat suku Jawa.

Hal tersebut dikarenakan letak Cirebon yang berdekatan langsung dengan tanah budaya Jawa mengakibatkan tingginya interaksi sosial antara suku Cirebon dengan suku Jawa.

Dalam perkembangannya, seni tari sintren pada mulanya dipentaskan pada waktu yang sunyi di saat malam bulan purnama karena kesenian tari ini berhubungan dengan roh halus yang masuk ke dalam sang penari.

Baca Juga: Sudah Mengenal Istilah-Istilah Waktu dalam Kebudayaan Sunda? Cek Disini penjelasannya

Baca Juga: Makna Lagu 'Pileuleuyan' Lagu Daerah Jawa Barat dengan Lirik Lagu Bahasa Sunda

Namun sat ini seni pertunjukan tari sintren tidak lagi dilakukan pada malam bulan purnama melainkan dapat juga dipentaskan pada siang hari dan bertujuan untuk menghibur wisatawan serta memeriahkan acara hajatan.***

Editor: Aga Gustiana

Sumber: cirebonkota.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini