"Mengumpulkan beras kaheman ini, sudah dilakukan sejak 2015 lalu," jelas Anne.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto, mengatakan, program ini masuk ke dalam 7 poe atikan istimewa yang mana menguatkan pendidikan karakter di Purwakarta. Program sudah berjalan sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2015.
"Dalam 7 poe atikan istimewa, salah satunya yaitu Kemis Nyanding Wawangi," ujarnya
Menurutnya, hari Kamis merupakan hari kepedulian sosial, yang mana siswa membawa segenggam beras untuk dikumpulkan di sekolah. Kemudian dibagikan untuk siswa yang kurang mampu dan penduduk tak mampu di sekitar.
Saat ini, ada terobosan baru, yakni siswa membawa beras ke sekolah tidak lagi memakai plastik. Melainkan dengan kanjut kundang, yang berbahan dari kain dan ramah lingkungan.
"Kanjut kundang ini, harus dibikin oleh siswa, dengan dijahit manual atau di kecos. Membuat kanjut kundang ini juga sebagai prakarya keterampilan," ujarnya.
Jadi siswa di Purwakarta setiap hari Kamis membawa segenggam beras dengan wadah Kanjut Kundang. Beras yang terkumpul nantinya, akan dibagikan menggunakan boboko yang terbuat dari bambu dan tidak boleh memakai kantong plastik lagi. ***