Soal Kasus Muhammad Sabil Fadhillah dan Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi: Stratifikasi di Sunda Itu Sajajaran

- 18 Maret 2023, 19:27 WIB
Soal Kasus Muhammad Sabil Fadhillah dan Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi: Stratifikasi di Sunda Itu Saamparan, Sajajaran
Soal Kasus Muhammad Sabil Fadhillah dan Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi: Stratifikasi di Sunda Itu Saamparan, Sajajaran /Diolah dari Google/

PURWAKARTA NEWS – Muhammad Sabil Fadhillah, seorang guru honorer asal Cirebon yang berhenti bekerja gegara viral berkomentar ‘maneh’ bertemu dengan Kang Dedi Mulyadi, kemarin.

Dalam pertemuan itu Sabil mengaku bahwa sebutan ‘maneh’ dalam komentarnya adalah sebuah panggilan akrab. Karena ia menilai orang yang dikomentari adalah sosok yang friendly.

“Beberapa kali juga pernah ketemu dengan beliau. Saya memandang beliau sosok yang akrab, lebih ke friendly,” kata Sabil.

Baca Juga: Presiden Jokowi dan Megawati Bertemu di Istana, Bahas Soal Ini

Ia tak menyangka komentar kritikan tersebut akan viral hingga ditandai sebagai komentar yang ditandai. Sebab ia mengaku sudah sering berkomentar tapi baru kali ini menjadi viral hingga akhirnya ia berhenti dari pekerjaannya.

Pihak sekolah tempat Sabil mengajar sebetulnya telah memberikan kesempatan kedua untuk ia kembali mengabdi. Namun Sabil memilih untuk berhenti dan mengundurkan diri sebagai guru SMK di Cirebon.

Sementara itu Kang Dedi menjelaskan, awalnya Sunda yang berpatokan pada Pajajaran tidak mengenal istilah undak usuk dalam berbahasa.

“Stratifikasi di Sunda itu saamparan, sajajaran, tidak ada tingkatan manusia semua sama. Orang Sunda itu hidup dalam kesetaraan,” ucap Kang Dedi.

Berjalannya waktu masuklah era Sunda priangan yang mendapat pengaruh stratifikasi manusia seperti menak atau anak ningrat. Hingga muncul sebutan atau bahasa untuk diucapkan kepada yang lebih tua, lebih muda, sebaya, kepada pimpinan dan sebagainya.

Halaman:

Editor: Solahudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x