PURWAKARTA NEWS - Hallo Sobat budaya! Kita hari ini masuk ke konten mengenal tradisi kesenian. Nah, hari ini artikel ini akan membahas tentang salah satu kesenian yang ada di Jawa Barat.
Jawa barat biasa disebut dengan budaya sunda, banyak sekali kesenian tradisional di daerah ini. Mulai dari Seni Tari hingga Seni tarawangsa.
Lalu apa itu seni Tarawangsa? Apa kalian pernah dengar? Ayo kita bahas bersama-sama, simak artikel ini sampai akhir.
Baca Juga: Rekomendasi Kampus Seni Terbaik di Indonesia Tahun 2022
Dikutip PurwakartaNews.com dari Kebudayaan.Kemendikbud.go.id - Tarawangsa adalah jenis kesenian masyarakat agraris tradisional di Jawa Barat. Dalam pertunjukannya, kesenian ini memiliki kekhasan dalam hal instrumen musiknya, yaitu menggunakan sebuah alat musik yang dimainkan dengan cara digesek.
Menurut Budayawan asal kota Bandung, Lucky Hendrawan, secara etimologi, tarawangsa berasal dari tiga gabungan kata yakni Ta – Ra – Wangsa.
Baca Juga: Bahas Soal Bercukur di Hari Jumat, Ridwan Kamil Lagi-lagi Kocok Perut Netizen
Baca Juga: Orang Tua Wajib Tahu, Ada Pesan dari Kadisparbud Jabar Soal Potensi Anak
Ta merupakan akronim dari kata ‘Meta’ berasal dari bahasa Sunda yang berarti pergerakan, lalu ‘Ra’ berarti api yang agung sama dengan arti Ra dalam bahasa Mesir analogi api yang agung adalah matahari. Dan yang terakhir ‘Wangsa’ sinonim dari kata Bangsa, manusia yang menempati satu wilayah dengan aturan yang mengikatnya. Jadi Ta-Ra-Wangsa berarti ‘kisah kehidupan bangsa matahari’.
Dengan kata lain, tarawangsa merupakan kesenian penyambutan bagi hasil panen padi tumbuhan yang sangat bergantung pada matahari sebagai simbol rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Baca Juga: 5 Buku Rekomendasi Buku Bacaan Mahasiswa Antropologi Budaya
Baca Juga: Mengenal Bubur Suro, Kuliner Daerah Yang Masuk Waris Budaya Tak Benda
Tarawangsa merupakan ensemble kordofon (alat musik dawai yang sumber bunyinya berupa ruang resonator) dua alat musik.
Yang satu dinamakan Tarawangsa itu sendiri, dimainkan dengan cara digesek dan yang satunya dinamakan jentreng dimainkan dengan cara dipetik.
Dilihat dari segi fungsinya, seni tarawangsa selalu dipertunjukan dalam siklus penanaman padi.
Dalam masyarakat agraris tradisional, padi selalu diidentikan dengan sosok Nyai Sri Pohaci atau Nyi Pohaci Sanghyang Dangdayang Asri, Dewi Asri (Dewi Sri) sebagai dewi padinya masyarakat Sunda.
Baca Juga: Lima Kuliner Khas Khas Daerah Ditetapkan Warisan Budaya Tak Benda Oleh Jawa Barat, Apa Saja?
Selain di Kabupaten Sumedang, kesenian ini terdapat juga di sejumlah daerah seperti Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung.
Pertunjukan tarawangsa di setiap wilayah memiliki perbedaan bentuk dan struktur.
Pertunjukan tarawangsa di wilayah Rancakalong, pertunjukannya tidak dilengkapi oleh vokal, hanya dua instrumen saja, yaitu jentreng dan tarawangsa.
Sedangkan seni tarawangsa di wilayah Cibalong Tasikmalaya, dilengkapi dengan instrumen lainnya, seperti calung rantay.
Baca Juga: Empat Desa di Purwakarta Masih Memegang Teguh Budaya Berbasis Kearifan Lokal
Baca Juga: Jatiluhur Valley and Resort Kolaborasikan Konservasi dan Budaya dalam Sunset Imlek In Love
Yang menarik, konon, alunan musik yang dihasilkan akan mengantarkan penarinya ke alam bawah sadar bahkan hingga tak sadarkan diri. Seolah ada kekuatan yang membuatnya terus menari.***