Mengenal Upacara Adat Nyangku, Tradisi di Panjalu Ciamis

- 21 Juli 2022, 04:39 WIB
Proses Pemandian Pusaka dalam Upacara Tradisi Nyangku
Proses Pemandian Pusaka dalam Upacara Tradisi Nyangku /Foto @bagjaaaa.id pada penelitian 2021/

Pada prosesinya, terdapat aturan khusus dalam pemakaian pakaian, yaitu keturunan dan para tokoh adat Panjalu yang ikut terlibat dalam helaran diwajibkan untuk menggunakan pakaian adat berupa ikat kepala dan baju pangsi baik yang berwarna putih maupun hitam

Rombongan awal yang memimpin jalannya arak-arakan atau Upacara Helaran adalah rombongan pemain musik gembyung dan sholawat. Kemudian, disusul dengan rombongan yang membawa parupuyan atau kemenyan.

Setelahnya disusul oleh rombongan yang membawa benda-benda pusaka. Rombongan yang membawa benda-benda pusaka tersebut merupakan para keturunan dari Raja Panjalu, namun tidak semuanya.

Baca Juga: Ada Tempat Wisata Bernuansa Alam Gunung Dago yang Sedang Viral dan Murah di Bogor

Baca Juga: 15 Tempat Wisata di Sukabumi yang Jadi Rekomendasi Tempat Liburan Keluarga

Setelah para rombongan pembawa pusaka, barisan lainnya dan terakhir yaitu rombongan pembawa air Tirta Kahuripan. Rombongan pembawa air ini mengenakan pakaian putih dan membawa air tersebut dengan cara dipikul di atas kepala.

Sebelumnya, air Tirta Kahuripan tersebut telah diambil dari 3 bulan sebelum dilakukannya ritual Nyangku dan diambil dari 43 mata air.

Upacara helaran dapat dikatakan sebagai rangkaian dari prosesi ritual Nyangku yang menyimbolkan adanya rasa syukur dan sukacita dalam pelaksanaannya. Bagaimana masyarakat atau pihak-pihak terkait berbondong-bondong mengikuti arak-arakan dan menghantarkan benda-benda pusaka tersebut untuk proses penyucian.***

Halaman:

Editor: Aga Gustiana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini