Sulitnya Pembelajaran Daring di Sukasari Purwakarta, Terkendala Jaringan Internet dan Faktor Ekonomi

- 27 Juli 2021, 14:13 WIB
Proses pembelajaran sistem kelompok ala SMPN 2 Sukasari, Kabupaten Purwakarta.
Proses pembelajaran sistem kelompok ala SMPN 2 Sukasari, Kabupaten Purwakarta. /Tim Purwakarta News

PURWAKARTA NEWS - Dampak pandemi Covid-19 bagi dunia pendidikan begitu terasa. Di mana pendidikan saat ini dipaksa untuk beradaptasi pada sistem belajar mengajar revolusioner, yakni dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran secara daring.

Pembelajaran secara daring ini guru dan siswa harus memanfaatkan teknologi, yaitu smartphone dan jaringan internet.

Namun, dalam mengimplementasikan pembelajaran secara daring terkadang muncul masalah tersendiri bagi tenaga pengajar dan peserta didik. Apalagi bagi yang tinggal di wilayah dengan keterbatasan jaringan internet atau keluarga miskin yang tak mampu membelikan anaknya gawai yang canggih.

Baca Juga: PPKM Level 4 Purwakarta Sampai 2 Agustus 2021, Makan di Tempat 20 Menit dan Hanya 3 Orang

Hal tersebut terjadi di Kabupaten Purwakarta, tepatnya di Kecamatan Sukasari. Guru maupun siswa yang tinggal di kecamatan paling ujung di Kabupaten Purwakarta ini cukup merasakan sulitnya belajar daring selama pandemi Covid-19. Dari jaringan internet yang tidak memadai, sampai faktor ekonomi.

Ada dua desa di Kecamatan Sukasari yang masih terkendala dan lemahnya sinyal internet, yakni Desa Sukasari dan Desa Parungbanteng.

Kepala Sekolah SMPN 2 Sukasari, Heri Kusnandar mengatakan sistem pembelajaran daring di sekolahnya itu digelar secara online atau daring, namun hanya sebagian siswa yang bisa mengikutinya.

Baca Juga: Biodata Nazwa atau Nazwaft Selebgram TikTok yang Viral Usai Foto Mirip Dirinya Beredar di Twitter

"Proses pembelajaran yang dilakukan secara daring tidak bisa berjalan dengan maksimal. Karena masih terkendala signal atau jaringan internet," ucap Heri, pada Selasa, 27 Juli 2021.

Selain itu, lanjut Heri, kendala yang dihadapi oleh guru dan murid bukan hanya keterbatasan jaringan internet saja, melainkan persoalan perangkat belajar mengajar yang dimiliki.

"Kalau untuk pembelajaran di sini memakai daring kang, tapi hanya sebagian murid yang ikut pembelajaran. Bukan hanya terkendala sinyal internet saja, tapi ada juga murid yang tidak memiliki HP (Handphone) android yang bisa digunakan untuk belajar mengajar," tutur Heri.

Baca Juga: Kode Redeem FF 27 Juli 2021 Server Indonesia yang Masih Bisa Digunakan, Klaim Sekarang Resmi dari Garena

Meski demikian pihaknya tetap berupaya agar guru dan siswa di sekolahnya bisa mengikuti pembelajaran secara daring.

Seperti meminta guru-guru untuk berkeliling ke rumah siswa, atau mengumpulkan siswa di zona yang sudah ditentukan dan tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Beberapa siswa yang terkendala sinyal dan kuota mereka kumpul di zona-zona yang sudah ditentukan seperti di rumah guru setempat, di bale rumah kepala desa, dan di saung sawah. Selain itu, sesekali sekolah membantu membelikan kuota bagi siswa kurang mampu," ucap pria yang akrab disapa Bro Heri itu.

Baca Juga: Ridwan Kamil Akan Jadikan Sekolah dan Pesantren Pusat Vaksinasi

Bahkan, terang Heri, pihaknya memfasilitasi perangkat belajar mengajar seperti smartphone bagi siswa yang kurang mampu.

"Bagi siswa yang tidak mempunyai HP android di berikan pinjaman tablet oleh sekolah untuk digunakan," papar Bro Heri.

Semenjak adanya pandemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar (KBM) di SMPN 2 Sukasari dilakukan dengan mengumpulkan beberapa siswa di beberapa titik lokasi dengan jumlah tiap kelompok 5 sampai 10 siswa dengan jadwal pembelajaran 2 kali dalam 1 minggu.

Baca Juga: Humas Polda Metro Ungkap Alasan Jerinx SID Tak Hadiri Panggilan

Namun, tetap memperhatikan protokol kesehatan dan harus dalam pengawasan serta persetujuan orang tua siswa.

"Jadi untuk zonanya kami sudah bagi sesuai jarak terdekat dengan tempat tinggal murid, seperti di zona nagrak 1 titik di rumah salah satu staf tata usah SMPN 2 Sukasari Bu Ina, zona cilipa 1 titik di rumah salah satu guru Bu Iis Maryati, zona lame 1 titik di majlis ta'lim guru ngaji dan zona depok dirumah salah satu staf tata usaha Pak Iman Munandar," jelasnya.

Selain itu, kata dia, untuk zona empang di gardu karena sinyal internet di sana bagus.

Baca Juga: Bupati Anne Targetkan Sampai Akhir 2021, 50 Persen Penduduk Purwakarta Telah Divaksin Covid-19

"Semetara di zona cibule ada 2 titik yakni di rumah salah satu staf tata usaha dan rumah kepala desa. Zona cisaat digelar dirumah pak RT dan terakhir zona pasirbago yang dilaksanakan disalah satu rumah siswa SMPN 2 Sukasari. Para siswa tersebut akan dilayani dengan cara offline, yakni guru yang datang ke zona-zona tersebut," ungkap Heri.

Sampai saat ini Ia menambahkan, sampai saat ini proses belajar mengajar belum bisa dilakukan secara tatap muka karena kondisi di Kabupaten peningkatan penyebaran covid-19 masih meningkat dan juga masih berada di zona orange, terlebih saat ini masih dalam tahap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4.***

Editor: Aga Gustiana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x