Turunkan Angka Stunting, Ini yang Dilakukan Pemkab Purwakarta, Anne Ratna Mustika: Kita Libatkan 8 OPD

27 Januari 2022, 14:19 WIB
Pencanangan Stunting dan Pengukuhan Duta Penurunan Stunting tingkat Kabupaten Purwakarta. /

PURWAKARTA NEWS - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta kukuhkan Duta Penurunan Stunting dari Tim Penggerak PKK di 17 Kecamatan setempat.

Hal itu merupakan bagian dari upaya Pemkab Purwakarta dalam menurunkan angka gangguan tumbuh kembang anak atau stunting.

Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika mengatakan, sejauh ini penangan stunting di Kabupaten Purwakarta dinilai baik dan harus dijalankan dengan konsisten.

Baca Juga: Selain Jadi Cemilan Khas Tahun Baru Imlek, Dodol China Punya Manfaat Untuk Kesehatan Tubuh, Tapi..

"Berdasarkan angka yang di keluarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), Alhamdulillah Kabupaten Purwakarta ada penurunan poin kasus stunting yang saat ini menjadi 20,6 persen dan kita berada di urutan ke 11 di Jawa Barat," ucap wanita yang akrab disapa Ambu Anne usai menghadiri Kegiatan Pencanangan Stunting dan Pengukuhan Duta Penurunan Stunting tingkat Kabupaten Purwakarta, di Aula Yudistira, Kompleks Kantor Pemkab Purwakarta, Kamis, 27 Januari 2022.

Ambu Anne menekankan, pihaknya bakal terus lakukan berbagai upaya untuk menurunkan kasus stunting di Kabupaten Purwakarta, dengan target Tahun 2022 ini harus mencapai 14 persen.

"Target kita tahun ini harus mencapai 14 persen dan kita juga libatkan 8 OPD dalam mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Purwakarta" ucapnya.

Baca Juga: PT Pegadaian Syariah Miliki Produk Tabungan Emas, Ini Manfaatnya

Melalui desain pokja tersebut, Bupati Anne berharap tercipta ekosistem seimbang guna meningkatkan kualitas hidup masyarakat sehingga tercipta generasi unggul, cerdas dan berdaya saing.

"Kita akan menciptakan sebuah ekosistem, artinya semua terhubung dalam penuntasan stunting. Nah kita bertekad untuk menciptakan generasi-generasi yang tinggi, cerdas, dinamis dan tangkas melalui pemenuhan gizi," katanya.

"Untuk itu saya mengajak seluruh OPD untuk keroyokan, melakukan kolaborasi menuju Purwakarta zero stunting," jelasnya.

Baca Juga: Benarkah Ridwan Kamil 'Dipinang' Jokowi dan Masuk Bursa Kepala Otorita Ibu Kota Baru Nusantara?

Selain itu, Bupati Purwakarta, optimistis dengan dikukuhkan Duta Penurunan Stunting Kabupaten Purwakarta bisa mendorong kelahiran anak cerdas terbebas dari stunting.

Dia berharap upaya ini mampu memberi dukungan kelurga di Kabupaten Purwakarta dalam upaya penurunan stunting.

"Saya percaya duta penurunan stanting bisa memberikan edukasi tentang 1.000 hari pertama keemasan (HPK), edukasi makanan gizi sehat, dan edukasi menghindari empat terlalu, yaitu jangan hamil muda, jangan hamil terlalu tua, terlalu sering, dan terlalu dekat," ucapnya.

Baca Juga: Siapa yang Ingin Bansos Sebesar Rp2.4 Juta? Berikut Cara Cek Syarat dan Daftar KPM!

Ambu Anne meyakini, dengan pengukuhan duta penurunan stunting ini diharapkan bisa menurunkan angka gangguan tumbuh kembang anak di Kabupaten sampai tingkat desa.

Mereka menjadi garda terdepan dalam membantu kampanye kesehatan dan mendampingi keluarga.

"Data stunting secara update dan akurat, dan tepat sangat penting. Data ini menjadi acuan dalam mengambil keputusan dan langkah tepat mengatasi stunting," kata Anne Ratna Mustika.

Baca Juga: 'Sok Jago di Jalanan', Kelompok Diduga Siswa di Purwakarta Bikin Resah Warga Dengan Senjata Tajam

"1.000 HPK itu dimulai saat ibu mengandung. Tapi bagaimana kita bisa melakukan penanganan sejak sebelum menikah, ini akan sangat baik," tandas Ambu Anne.

Sementara, Kepala Bidang Ketahanan Keluarga, pada Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Purwakarta Yani Swakotama mengatakan dalam mempercepat penangan stunting.

Pihaknya kata Yani akan mengerahkan, 2304 Tim Pendamping Keluarga upaya pencegahan dini sebagai penanggulangan stunting.

Baca Juga: Akibat Gempa, Junior Hilang Hingga Nana Panik, Inilah Sinopsis Sinetron Buku Harian Seorang Istri

"Pendamping keluarga ini akan memberi sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mulai dari edukasi prakonsepsi untuk calon pengantin. Saat ini memang kita berfokus pada remaja dan 1.000 hari pertama kehidupan," ungkapnya.

Dijelaskannya, pada usia remaja dan 1.000 hari pertama kehidupan dengan tujuan memperkuat intervensi sehingga masalah gizi dari anak yang dilahirkan dapat ditekan sedini mungkin.

"Jadi mantunya tiap desa ada 12 orang Tenaga Pendamping Keluarga yang akan mendampingi setiap calon pengantin dan ibu hamil dalam rangka mencegah Stunting," Pungkasnya.***

Editor: Aga Gustiana

Tags

Terkini

Terpopuler