Rocky Gerung Nilai A Minus Setahun Jokowi-Ma'ruf, Kalau di Eropa Perdana Menterinya Sudah Turun

- 23 Oktober 2020, 14:39 WIB
Rocky Gerung  memberi skor  terhadap satu tahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf
Rocky Gerung memberi skor terhadap satu tahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf /youtube.com/c/NajwaShihab/

PURWAKARTA NEWS - Pengamat politik Rocky Gerung memberikan nilai A Minus untuk satu tahun pemerintahan Joko Widodo - Ma'ruf Amin. Hal tersebut disampaikan Rocky sebagaimana dikutip dari akun YouTube Najwa Shihab, Jumat 23 Oktober 2020.

Rocky menjelaskan nilai A buat kebohongan, Minus untuk untuk kejujuran. Menurut dia, publik sekarang berupaya untuk memahami logic dari government, yaitu menitipkan harapan. Tapi tiba-taba dibatalkan oleh dua captions dari satu lembaga survey yakni "kepuasan hilang".

"Padahal bulan Agustus saya masih baca dari SMRC (Saiful Mujani Research & Consulting) bikin polling kepuasan hanya 60 persen, sekarang di bahwah 50 persen," ujar Rocky.

Baca Juga: PNS Purwakarta Mau Naik Pangkat Ujiannya Berat, Sebab Pakai Sistem Ini

"Itu artinya ini tahun pertama lho udah hilang. Itu sama seperti malam pertama pasangannya udah nggak percaya, mestinya perkawinannya bubar," ujar Rocky.

Kemudian ada semacam orang Indonesia yang bilang, ya mudah-mudahan masih bisa lanjut. Tapi itu adalah situasi psikologis publik. Supaya tidak ada kerusuhan mudah-mudahan Jokowi masih berlanjut.

"Mau dimaki-maki atau dipuji, datanya bilang 50 persen itu artinya kalau di Eropa, perdana menterinya udah turun," ujarnya.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Dany Amrul Ichdan mengatakan terdapat beberapa indikator dari beberapa survey yang menyatakan publik trust juga naik, terutama beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: Bubun Perkasa Ketua Ikatan Alumni Serahkan Amanah Alumni untuk Pembangunan Masjid SMKN 1 Purwakarta

Dany mengakui memang di awal pandemi sempat turun tapi dengan komunikasi publik yang baik, dengan penanganan Covid-19 dan PEN, publik trust terhadap pemerintah kembali meningkat.

"Komunikasi publik di awal pandemi belum terintegrasi, tapi lambat laun kita mengalami yang namanya manajemen orkestrasi dalam kominikasi publik yang lebih terstruktur," ujarnya.

Dany mengurai masalah pandemi Covid-19 ini menyisakan berbagai macam pekerjaan rumah dan permasalahan di lapangan yang gapnya besar.

Di masa pandemi Covid-19, tidak ada satu pemerintah pun di dunia ini yang populer. Jadi kalau pemerintah di dunia dibuat polling, hasilnya juga sama pasti ada gap.

Baca Juga: Milangkala SDIT An-Najah Purwakarta

"Cuma dari hari ke hari kita perbaiki gap itu supaya tidak begitu besar gapnya sehingga beberapa survey juga mengatakan publik trust terhadap pemerintah juga lebih baik," ujarnya.

Terutama kalau kita lihat sekarang dalam penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Penyerapan PEN kita sekarang sudah Rp344 triliun atau sebanyak 49,5 persen untuk penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional.

"Transpormasi ekonomi yang menjadi salah satu visi besar presiden itu tetep dieksekusi di lapangan seiring dengan permasalahan pandemi," ujarnya.***

Editor: Muhammad Mustopa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x