PURWAKARTA NEWS - Wakil Presiden (Wapres), Ma'ruf Amin mendorong para dai tak memiliki pemikiran sempit. Pola pemikiran seperti itu hanya memunculkan sifat egosentris, tidak menghargai perbedaan pendapat serta tidak mau berdialog.
Dikatakannya, cara berpikir sempit dikhawatirkan bisa melahirkan pola pikir yang menyimpang dari arus utama atau bahkan menjadi radikal. Sehingga dapat menjurus pada penggunaan kekerasan dalam menyelesaikan masalah.
Baca Juga: Di Tengah Pandemi, STAI Muttaqien Purwakarta Sukses Gelar Webinar Nasional Kepramukaan
"Contoh paling aktual dari cara berfikir radikal terorisme yang menyimpang itu adalah peristiwa bom bunuh diri di Makassar," ujar Ma'ruf, dikutip Purwakarta News dari PMJ News.
Baca Juga: Pertamina Hadirkan Aplikasi Pembayaran Digital
Tindakan seperti ini, kata Ma'ruf, tidak sesuai dengan ajaran Islam. Agama Islam tidak mengajarkan kekerasan dan pemaksaan kehendak (ikrahiyyan) di dalam dakwahnya dan dalam memperjuangkan aspirasi melawan ketidakadilan.
Menurutnya, Islam mengajarkan cara-cara yang santun dan dilakukan dengan cara-cara nasihat yang baik, serta berdialog dengan cara-cara yang terbaik.
"Cara berpikir sempit seperti itu menghambat dan kontraproduktif terhadap upaya membangun kembali peradaban Islam. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab mengapa banyak negara berpenduduk muslim masih mengalami ketertinggalan," pungkasnya.***