Pesatnya Pembangunan Infrastruktur di Purwakarta Berkat Keterlibatan dari TNI

- 9 Oktober 2020, 17:14 WIB
 Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan (DPUBMP) Kabupaten Purwakarta, Ryan O.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan (DPUBMP) Kabupaten Purwakarta, Ryan O. /Aga Gustiana/Purwakarta News

PURWAKARTA NEWS - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta kembali melibatkan unsur TNI dalam pembangunan infrastruktur.

Maka tak heran, sejak 10 tahun terakhir proses pembangunannya terlihat begitu pesat.

Infrastruktur memang menjadi salah satu program prioritas Pemkab Purwakarta. Sejauh ini persoalan infrastruktrur, khususnya jalan, nyaris rampung 100 persen.

Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pengairan (DPUBMP) Kabupaten Purwakarta, Ryan O.

Baca Juga: Telkomsel Berikan Bantuan Uang Rp2,5 Juta, GRATIS! Berikut Syarat yang Harus Dipenuhi

"Cepatnya pembangunan infrastruktur di kita, itu salah satu faktornya karena adanya keterlibatan unsur TNI. Dari catatan yang ada, di wilayah kami sejak 2015 lalu peran TNI khususnya dari angkatan darat cukup besar dalam pembangunan infrastruktur ini," ujar Ryan, Jumat 9 Oktober 2020.

Untuk tahun ini, peran TNI akan dilibatkan dalam pembangunan jembatan sementara (bailey) di perbatasan Purwakarta-Subang, di Desa Cijunti Kecamatan Campaka, dan pembangunan peningkatan jalan pada tujuh ruas jalan dengan total sepanjang 2,2 kilometer.

Baca Juga: Berikut Identitas Massa Aksi dan Jurnalis yang Hilang Saat Demo Tolak Omnibus Law di Beberapa Daerah

"Selain dilibatkan dalam pembangunan jembatan bodem, TNI juga dilibatkan dalam pembangunan pada tujuh ruas jalan di wilayah Kabupaten Purwakarta diantaranya; Cikopo-Cilandak, Cibungur-Dangdeur, Margasari-Cikolotok, Cipinang-Cikadu, Nagrog-Cisair, Situ-Sukajadi dan Jatimulya-Pasar Minggu," tuturnya.

Kata Ryan, sebelumnya pelibatan TNI melalui program Karya Bakti TNI, BSMSS dan TMMD juga pernah dilakukan.

Adapun untuk pembangunan jalan melalui Karya Bakti sendiri, itu mencapai 22 kilometer, lalu melalui BSMSS sepanjang 7 kilometer, serta 10,85 kilometer melalui program TMMD.

Dalam kolaborasi ini, yang paling terasa sekali, yakni saat pembangunan dan pembukaan jalur lingkar barat. Ya, jalur yang menghubungkan dengan beberapa kabupaten tetangga itu. Dari data yang ada, pengerjaan pembangunan jalur tersebut dimulai sejak 2015 sampai 2017 melalui Karya Bakti skala besar.

"Untuk jalur tersebut, total panjang jalan yang pembangunannya dibantu unsur TNI itu ada sekitar 22 kilometer," jelas dia.

Baca Juga: Pemerintah Berencana Beri BLT UMKM Rp2,4 Juta ke 20 Juta Orang, Cek Kriteria Penerimanya

Adapun Jalur alternatif Lingkar Barat ini, terbentang dari mulai Kecamatan Babakan Cikao-Jatiluhur-Sukasari dan Maniis. Jalur ini, terhubung dengan beberapa kabupaten tetangga. Di antaranya, Kabupaten Karawang, Cianjur, Bogor dan Bekasi.

Selain itu, dia menambahkan, pihaknya cukup berbangga hati karena persentase pembangunan jalan selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Sebelum tahun 2008 lalu, Purwakarta memiliki persentase ruas jalan mantap sebesar 62,2 persen atau sepanjang 447 Kilometer dari total panjang jalan kabupaten yang mencapai 728,94 kilometer.

"Kalau melihat data, persenate kemantapan jalan ini terus meningkat dari tahun ketahun. Hingga akhir 2019 kemarin, jalan mantap di wilayah kami mencapai 86 persen dari total panjang jalan jalan kabupaten yang mencapai 728,94 kilometer itu,” kata dia.

Baca Juga: VIDEO Viral Kebakaran Besar Landa Apartemen 33 Lantai, Evakuasi 43 Korban dari Atap

Pihaknya merinci, dari total panjang jalan kabupaten yang mencapai 728,94 kilometer ini, masing-masing 556,079 kilometer merupakan kategori jalan berlapis aspal. Kemudian, jalan kategori beton mencapai 134,710 kilometer. Lalu, 28,135 kilometer dalam kondisi masih krikil.

"Jadi, sudah tak ada jalan tanah di wilayah kami. Adapun untuk yang krikil, itu masih dalam proses finishing," tambah dia.

Sementara, terkait kebutuhan untuk menyelesaikan 14 persen lagi, harus disiapkan memang cukup besar. Karena, selain untuk kebutuhan pembangunan, juga butuh untuk pemeliharaan infrastruktur yang sudah dibangun sebelumnya.

"Kalau berbicara kebutuhan, biaya pemeliharaan justru yang dibutuhkan lebih besar. Karena, memelihara yang sudah ada untuk tetap mantap, itu jauh lebih sulit," demikian Ryan. ***

Editor: Aga Gustiana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini