Lagu Lama Jelang Bulan Puasa, Harga Sejumlah Komoditas di Pasar Tradisional Purwakarta Alami Kenaikan

- 22 Maret 2022, 12:06 WIB
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika blusukan ke Pasar Rebo Purwakarta, Senin 12 April 2021.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika blusukan ke Pasar Rebo Purwakarta, Senin 12 April 2021. /Tim Purwakarta News

PURWAKARTA NEWS - Menjelang masuknya bulan suci Ramadhan, harga sejumlah komoditas pokok di pasar tradisional di Kabupaten Purwakarta terus mengalami kenaikan.

Hal tersebut terjadi, disinyalir akibat mulai berkurangnya stok komoditas disejumlah bandar atau distributor. Bahkan tidak menutup kemungkinan, hal itu bagian dari strategi bandar atau distributor untuk menaikan harga menjelang bulan puasa.

"Sudah menjadi kebiasaan setiap tahun nya seperti ini (harga naik-red), alasannya kurang tahu juga, mungkin karena pasokan berkurang atau tidak mencukupi pasar atau bisa jadi ada permainan bandar, gak tau lah," ujar Aceng salah satu pedagang sayuran di Pasar Rebo Purwakarta, Selasa, 22 Maret 2022.

Baca Juga: Seorang Pria di Purwakarta Diduga Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap 8 Anak di Bawah Umur

Baca Juga: Juragan 99 Dilaporkan ke Polisi atas Dugaan Kasus Penipuan dan Merek Dagang

Berdasarkan penelusuran dari sejumlah pedagang, saat ini secara umum harga jenis cabai merah di Pasar Rebo Purwakarta dijual Rp60 ribu perkilogram. Padahal dua hari sebelumnya masih dijual dengan harga Rp30 ribu perkilogram.

Sementara, harga cabai merah keriting naik dari Rp40 ribu menjadi Rp50 ribu perkilogram. Cabai hijau naik dari Rp20 ribu menjadi Rp32 ribu perkilogram, sedangkan cabai rawit merah naik dari Rp32 ribu menjadi Rp70 ribu perkilogram.

Dikatakan pedagang lainnya, Egi, selain harga cabai rawit merah yang sudah mengalami kenaikan signifikan, harga bawang putih juga ikut naik, dari Rp28 ribu kini dijual Rp32 ribu perkilogram.

Baca Juga: Setelah Rizky Billar, Polisi Periksa Alffy Rev Terkait Aliran Dana Kasus Doni Salmanan

Halaman:

Editor: Aga Gustiana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini