PURWAKARTA NEWS - Dunia Pendidikan Kabupaten Purwakarta, kembali membuat gebrakan yang cukup positif. Saat ini, para pelajar tingkat SD dan SMP dituntut harus bisa membuat kanjut kundang, sebagai ganti dari kantong plastik untuk wadah beras kaheman (berkah).
Terobosoan ini, mendapat apresiasi dari Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika. Orang nomor satu di kabupaten yang terkenal dengan Satai Marangginya ini, meninjau langsung kegiatan pelajar dalam mendistribusikan beras kaheman dengan menggunakan kanjut kundang.
Ambu Anne, begitu sapaan akrabnya, mengunjungi SMPN 7 Purwakarta. Kunjungan ini, untuk melihat langsung kegiatan belajar sekaligus turut menyerahkan beras kaheman kepada penduduk sekitar sekolah.
"Kami sangat mengapresiasi terobosan dari Dinas Pendidikan ini," ujar Anne, Kamis 28 Oktober 2021.
Baca Juga: Polisi Purwakarta Ringkus Komplotan Spesialis Curanmor
Baca Juga: Pasti Lolos Kartu Prakerja Gelombang 22, Login www.prakerja.go.id dan Penuhi 6 Hal Ini
Menurut Anne, 7 Poe Atikan Istimewa merupakan salah satu program yang digagas Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta. Titik beratnya, pada penguatan pendidikan karakter di lingkungan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.
Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda tahun ini, para pelajar mengumpulkan beras kaheman di setiap hari Kamis. Kegiatan ini, sangat positif. Karena, membentuk karakter anak, supaya memiliki kepedulian terhadap lingkungan di sekitar sekolahnya.
"Mengumpulkan beras kaheman ini, sudah dilakukan sejak 2015 lalu," jelas Anne.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto, mengatakan, program ini masuk ke dalam 7 poe atikan istimewa yang mana menguatkan pendidikan karakter di Purwakarta. Program sudah berjalan sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2015.
"Dalam 7 poe atikan istimewa, salah satunya yaitu Kemis Nyanding Wawangi," ujarnya
Menurutnya, hari Kamis merupakan hari kepedulian sosial, yang mana siswa membawa segenggam beras untuk dikumpulkan di sekolah. Kemudian dibagikan untuk siswa yang kurang mampu dan penduduk tak mampu di sekitar.
Saat ini, ada terobosan baru, yakni siswa membawa beras ke sekolah tidak lagi memakai plastik. Melainkan dengan kanjut kundang, yang berbahan dari kain dan ramah lingkungan.
"Kanjut kundang ini, harus dibikin oleh siswa, dengan dijahit manual atau di kecos. Membuat kanjut kundang ini juga sebagai prakarya keterampilan," ujarnya.
Jadi siswa di Purwakarta setiap hari Kamis membawa segenggam beras dengan wadah Kanjut Kundang. Beras yang terkumpul nantinya, akan dibagikan menggunakan boboko yang terbuat dari bambu dan tidak boleh memakai kantong plastik lagi. ***