PURWAKARTA NEWS - Amerika Serikat (AS) akan menjatuhkan sanksi kepada para pejabat militer di Myanmar atas kudeta yang dipimpin para Jenderal untuk pemerintahan yang sah secara de facto.
"Militer harus melepaskan kekuasaan dan menunjukkan rasa hormat atas keinginan rakyat Burma," ujar Presiden AS, Joe Biden seperti dikutip Purwakarta News dari Huff Post, Kamis 11 Februari.
Sanksi tersebut kemungkinan akan menyerang Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang mengarahkan kudeta 1 Februari dan secara efektif mengontrol 53 juta orang Myanmar.
Baca Juga: China Blokir Clubhouse, Aplikasi untuk Diskusi Politik
Baca Juga: Pesawat Luar Angkasa Arab Masuki Orbit Sekitar Planet Mars
Pasukan militer telah bentrok dengan pengunjuk rasa dan menahan menteri, anggota parlemen, jurnalis dan tokoh kunci lainnya - termasuk Aung San Suu Kyi, seorang pedukung demokrasi di Myanmar yang menarik perhatian internasional. Dia memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1991.
Biden memperingatkan militer Myanmar agar tidak menyerang puluhan ribu demonstran yang menentang kudeta tersebut. Beberapa di antaranya terluka parah.
Kalangan Militer Myanmar menggulingkan pemerintahan terpilih Suu Kyi yang memenangkan pemilihan pada bulan November, di mana itu merupakan pukulan besar bagi partai politik yang didukung militer.
Baca Juga: Di Inggris, Muslim Mengaku Nyaman Terima Vaksin di Masjid