Banjir Bandang Flores Timur Bikin Ratusan Warga Mengungsi

- 5 April 2021, 11:53 WIB
Banjir bandang melanda wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT.
Banjir bandang melanda wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT. /Antara/Handout/AR/aa./

PURWAKARTA NEWS - Bencana banjir bandang di Flores Timur membuat ratusan warga mengungsi. Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekitar 256 jiwa mengungsi akibat banjir bandang disertai tanah longsor tersebut.

Banjir bandang yang terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Flores Timur itu terjadi pada Senin pukul 05.00 WIB.

Dilansir dari ANTARA, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati menyebutkan data sementara mencatat 256 jiwa warga mengungsi di Balai Desa Nelemawangi dan sejumlah warga lainnya mengungsi di Balai Desa Nelelamadike.

Baca Juga: Vaksinasi COVID-19 Jalan Terus Selama Ramadhan

Ia menjelaskan jumlah pengungsi terkini masih dalam pendataan petugas di lapangan. Sementara itu, 44 orang meninggal dunia dan 24 orang lainnya masih dinyatakan hilang, sedangkan warga yang luka-luka, telah mendapatkan perawatan medis.

Desa yang terdampak akibat banjir bandang bertambah menjadi delapan, yang tersebar di empat kecamatan. Kedelapan desa tersebut yaitu Desa Nelemadike dan Nelemawangi (Kecamatan Ile Boleng), Desa Waiburak dan Kelurahan Waiwerang (Adonara Timur), Desa Oyang Barang dan Pandai (Wotan Ulu Mado), dan Desa Duwanur, Waiwadan dan Daniboa (Adonara Barat).

Sedangkan kerugian materil sementara tercatat rumah hanyut sebanyak 17 unit, terendam lumpur 60 unit, dan lima jembatan putus. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih terus mendata dan memverifikasi dampak korban maupun kerusakan infrastruktur.

Baca Juga: Tercatat 54 Korban Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandung di NTT

"Beberapa kendala dihadapi dalam mendukung upaya penanganan darurat. BPBD Kabupaten Flores Timur menginformasikan akses utama melalui penyeberangan laut, sedangkan kondisi hujan, angin dan gelombang membahayakan pelayaran kapal. Di sisi lain, evakuasi korban yang tertimbun lumpur masih terkendala alat berat," kata Raditya.

Halaman:

Editor: Fajar Maritim

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x