Ini Beberapa Bisnis yang Prospektif di Masa Depan Menurut Ignasius Jonan

- 26 November 2020, 14:02 WIB
Ilustrasi bisnis masa depan.
Ilustrasi bisnis masa depan. /PIXABAY

PURWAKARTA NEWS – Dunia semakin berkembang. Maka potensi diri pun harus terus diasah agar mampu menghadapi masa depan yang semakin bersaing.

Persaingan di masa depan akan semakin ketat. Kita, khususnya kaum muda tidak bermalas-malasan jika berharap mempunya masa depan yang cerah.

Masa depan yang cerah tentu harus dibarengi dengan kualitas diri. Maka wajib bagi kita terus belajar dan kerja keras agar tidak menyesal di masa depan.

Baca Juga: Cek Penerima BLT UMKM Rp2,4 di eform.bri.co.id/bpum, BPUM Tahap 2 Sebentar Lagi Ditutup

Baca Juga: Hari Natal Boleh Dirayakan, Asal…

Menurut, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, ada lima bisnis yang prospektif di masa depan, mulai dari mobil listrik hingga kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

"Ada lima bisnis atau kegiatan ke depan yang sangat menarik. Saya bilang tuh, they are coming (mereka datang), bukan they will come (mereka akan datang). They are coming faster and faster to our life (mereka datang semakin cepat dalam hidup kita)," kata Jonan dalam sebuah webinar di Jakarta seperti dilansir Antara, Kamis 26 November 2020.

Kata Mantan Menteri Perhubungan itu, Bisnis yang pertama yakni energi baru terbarukan yang dinilainya wajib untuk dikembangkan di masa depan.

Baca Juga: Selama 9 Bulan Megawati Soekarnoputri Jadi 'Tahanan Rumah'

Baca Juga: Sinopsis Radha Krishna 26 November 2020: Bukan Sekarang, Krishna Bakal Nikahi Radha di Kayangan

"Renewable energy ini menurut saya, it is mandatory (ini wajib). Mau dihitung bagaimana pun it is beyond economic calculation (di luar hitungan ekonomi), ini harus duduk mau beres bagaimana," katanya.

Jonan menuturkan bisnis selanjutnya yang prospektif di masa depan yakni kendaraan atau mobil listrik. Menurut Jonan, apapun nanti teknologinya, baik hidrogen maupun baterai litium, pengembangan kendaraan listrik harus dilakukan demi masa depan dunia.

Ia mengatakan jika dalam 10 tahun ke depan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia bisa mencapai 10 ribu dolar AS, ia membayangkan banyaknya kendaraan yang akan digunakan warga.

Baca Juga: Habib Rizieq Berpotensi Jadi Tersangka Kasus Kerumunan di Megamendung?

Baca Juga: Sebelum ke Amerika, Istri Edhy Prabowo Ditransfer Rp3,4 Miliar untuk Belanja Barang Mewah

"Misal dalam 10 tahun, GDP 2030 itu 10 ribu dolar AS, atau naik 2,5 kali dalam 10 tahun, itu berapa kendaraan bermotor yang dibutuhkan. Kalau semua pakai combustion engine, luar biasa polusinya. Apalagi kita tidak tertib menggunakan combustion engine yang ramah lingkungan," katanya.

Bisnis lain yang menurut Jonan prospektif di masa depan, yaitu bisnis online. Menurut dia, perkembangan bisnis daring akan memberi dampak pada platform properti secara keseluruhan. Ia menilai gedung perkantoran, perumahan dan properti lainnya harus mendukung ketersediaan koneksi internet yang cepat.

"Mungkin sekarang kompleks perumahan atau wilayah dengan broadband (koneksi internet cepat) luar biasa, yang fast broadband, itu mungkin nilainya akan naik," katanya.

Baca Juga: KPK Dalami Kasus Edhy Prabowo, Diduga Ada Aliran Dana Masuk ke Partai dan Perusahaan Lain

Bisnis keempat, lanjut Jonan, yaitu bisnis di sektor lingkungan hidup. Menurut Jonan, kini semakin banyak pihak yang memberikan perhatian khusus terhadap lingkungan. Bahkan PBB dan World Economic Forum (WEF) pun sudah mendorong program penanaman 1 triliun pohon di dunia.

"Uni Eropa, waktu saya bertugas juga sudah ribut mempermasalahkan hasil perkebunan sawit kita, apakah ini memenuhi standar eco friendly atau tidak. Ini akan datang, tidak hanya secara bidang karena makin lama akan datang," katanya.

Terakhir, bisnis yang tidak kalah penting sudah mulai masuk dalam kehidupan adalah kecerdasan buatan atau AI. Menurut Jonan, AI merupakan tulang punggung dari revolusi industri 4.0 yang tengah digadang-gadang pemerintah. Teknologi tersebut juga yang nantinya akan menciptakan aktivitas robotik yang bisa menggantikan peranan manusia.

"Ini kalau datang, negara kita harus memikirkan work force (tenaga kerja) kita mau dididik bentuk apa lagi. Kalau Dubes mungkin enggak bisa pakai robot, tapi banyak kegiatan bisa pakai robot. Banyak. Work force kita bagaimana, ini yang harus kita lakukan untuk bisa menyesuaikan dengan zaman masa depan," pungkasnya.***

 

Editor: Opie Febiwara

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x