PSBM Bikin 'Nangis' PKL Purwakarta, Bupati Anne: Tak Tega, Tapi Mau Gimana Lagi

22 Oktober 2020, 19:23 WIB
Salahsatu PKL di Purwakarta, Mang Adul mengaku sama sekali tak mendapatkan hasil dari berjualan selama diterapkannya PSBM /Tim Purwakarta News

PURWAKARTA NEWS - Penghasilan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Purwakarta menurun akibat diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM). Bahkan, penurunan omset capai 60 persen.

Hal itu seperti dialami oleh PKL di Jalan Taman Pahlawan, Abdulloh (48). Pedagang martabak yang sudah berjualan belasan tahun itu mengaku dirinya sama sekali tak mendapatkan hasil dari berjualan.

"Selama PSBM, tiap hari belanja nombok terus, boro-boro untung," kata Mas Adul, begitu ia kerap disapa, Kamis 22 Oktober 2020.

Baca Juga: Dapat SMS Ini? Selamat, Anda Penerima BLT UMKM Rp2,4 Juta! Datang ke Kantor Ini untuk Pencairan

Baca Juga: Hati-hati Penipuan! Link Pendaftaran BLT UMKM Hanya dari Dinas Koperasi dan UKM

Ia berharap ada bantuan dari pemerintah untuk pedagang yang terdampak selama pemberlakuan PSBM ini.

Dia juga mendengar jika para pedagang di Jalan Sudirman, Pasar Jumat mendapatkan bantuan dari pemerintah, namun dia sendiri tidak mendapatkan bantuan.

"Kabarnya gitu, pedagang yang di sekitaran pasar jumat dapet bantuan, tapi kita sudah sepuluh hari PSBM ini belum mendapatkan bantuan," tuturnya.

Baca Juga: HSN di Purwakarta, Saat Bekerja ASN dan Pegawai Wajib Berpakaian Muslim, Laki-laki Pakai Sarung

Ia mengeluhkan penutupan jalan yang mulai pukul 21.00 hingga 23.00 WIB di wilayah Kecamatan Purwakarta, serta penutupan sementara jalan di sepanjang Jalan Baru hingga pertigaan BTN.

"Saya hanya bisa berjualan sekitar 4 jam saja. Biasanya saya jualan sampai tengah malam. Ya jelas berpengaruh pada jualan saya," ucapnya seraya berharap pemerintah nantinya tak memperpanjang PSBM ini.

Terpisah, Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika mengatakan bahwa sebenarnya dirinya pun merasa tak tega lantaran pedagang-pedagang kecil ikut merasakan dampak dari adanya penutupan jalan sementara pada PSBM.

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Kepala Daerah Perkuat Data Pangan

Tetapi, Anne menegaskan kebijakan yang dikeluarkan ini semata untuk menekan angka penyebaran Covid-19.

"Kami tak tega sebetulnya, karena warga Purwakarta kan sekarang lagi bangkit. Tapi, sudah ada PSBM lagi. Ya mau bagaimana lagi, karena angka jumlah pasien positif corona di Purwakarta semakin mengkhawatirkan," ujarnya.

Anne Ratna menyebut penyebaran corona tertinggi di Purwakarta disebabkan lantaran adanya klaster keluarga yang merupakan penyumbang terbesar di Purwakarta.

"Klaster keluarga itu karena ada salah seorang anggota keluarga yang merupakan pelaku perjalanan dengan bekerja di zona merah. Jadi, yang terpapar dari klaster keluarga ini seluruhnya mereka tak bergejala (OTG)," ujarnya seraya menegaskan bahwa kebijakan PSBM dirasa cukup efektif dalam menekan angka penyebaran, karena perharinya pemda mendapatkan informasi dari kewilayahan orang-orang yang keluar maupun masuk.***

Editor: Aga Gustiana

Tags

Terkini

Terpopuler