Network
PURWAKARTA NEWS - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengungkapkan ada lima indikator untuk mengetahui penceramah radikal yang bisa dilihat dari isi materinya.
Direktur Pencegahan BNPT Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid mengatakan BNPT sudah menegaskan bahwa persoalan radikalisme harus menjadi perhatian sejak dini.
"Sejatinya radikalisme adalah paham yang menjiwai aksi terorisme. Radikalisme merupakan sebuah proses tahapan menuju terorisme yang selalu memanipulasi dan mempolitisasi agama,” kata Nurwakhid, Sabtu 5 Maret 2022, dalam keterangannya.
Baca Juga: Ridwan Kamil: 21 Pasar Tradisional di Jawa Barat telah Direvitalisasi, Dengan Dana Rp229,7 miliar
Adapun lima indikator tersebut, yakni menurut Nurwakhid, pertama, mengajarkan ajaran yang anti-Pancasila dan pro ideologi khilafah transnasional.
Kedua, mengajarkan paham takfiri yang mengkafirkan pihak lain yang berbeda paham maupun berbeda agama.
Ketiga, menanamkan sikap antipemimpin atau pemerintahan yang sah, dengan sikap membenci dan membangun ketidakpercayaan (distrust) masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, ujaran kebencian (hate speech), dan sebaran hoaks.
Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina: Apa yang Diketahui Pada Hari Ke-10 Invasi Rusia?
Keempat, memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman (pluralitas).
