BMKG: Gempa Signifikan dengan Magnitudo 5,0 ke atas Terjadi 350 Kali Per Tahun

16 Maret 2022, 17:59 WIB
Ilustrasi, Gempa /Twitter @BMKG

PURWKARTA NEWS - Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan wilayah Indonesia mengalami kejadian gempa sekitar 5.818 kali per tahun.

"Data tersebut diambil sejak tahun 2008. Gempa signifikan dengan magnitudo (M) 5,0 ke atas terjadi 350 kali per tahun," kata Daryono dalam webinar sosialisasi mitigasi gempa bumi dan tsunami untuk daerah berisiko secara daring diikuti di Jakarta, Rabu 3 Maret 2022.

Baca Juga: Mario Suryo Aji Akan Fokus Balapan di Mandalika Nanti, Berusaha Lepas dari Gangguan

Baca Juga: Persib Bandung Sebut Frets Listanto Butuan Pemain yang Sudah Tampil di 30 Pertandingan

Baca Juga: HET Subsidi Kemasan Dicabut, Pemerintah Keluarkan Kebijakan HET Subsidi Minyak Goreng Curah Rp14 Ribu

"Gempa merusak rata-rata 10 kali dan dua tahun sekali terjadi gempa besar berpotensi tsunami," ujar Daryono.

Adapun Indonesia memiliki sejumlah zona megathrust sebanyak 13 segmen yang ada di Sumatera, selatan Jawa, Sulawesi, laut Maluku dan tanah Papua, yang mana ada lempeng samudra yang menghujam ke bawah lempeng benua.

Menurutnya, hal ini berimplikasi kepada banyaknya aktivitas gempa di bidang kontak zona tersebut. Saat dua lempeng ini bertemu dan saling menekan, terdapat akumulasi tegangan tektonik yang sangat besar sehingga bisa mengeluarkan gempa besar.

Baca Juga: GRATIS, Link Download Minecraft 1.19 The Wild by Mojang Studios untuk Android dan iOS

Di Indonesia, telah terjadi gempa dengan magnitudo di atas 8 lebih dari 20 kali sejak tahun 1600, dan 90 persen lebih terjadi tsunami yang cukup dahsyat sehingga zona kekosongan gempa besar harus diwaspadai.

Selain itu, Indonesia memiliki lebih dari 295 segmen sesar aktif, dan masih banyak yang belum teridentifikasi. Sesar aktif dibentuk dari bagian lempeng yang mengalami rekahan, karena tekanan dan bagian-bagian lemah itu mengalami pergeseran.

"Di Indonesia, gempa semacam ini yang mematikan sudah 46 kali terjadi akibat sesar aktif. Indonesia adalah wilayah yang terancam dengan zona megathrust, subduksi termasuk gempa kerak dangkal akibat patahan aktif," kata dia.

Baca Juga: Link dan Cara Download FIFA 22, Game Sepakbola Untuk PC Windows Laptop dan Desktop

Daryono mengingatkan bahwa gempa sebenarnya tidak membunuh. Sayangnya, di Indonesia bangunan tahan gempa itu masih jarang sehingga saat terjadi gempa ada risiko terjadi kerusakan bahkan memakan korban.

Ia mengatakan apabila terjadi gempa kuat, namun struktur bangunan lemah dan kondisi tanah lunak, akan memicu kerusakan.

"Setiap kejadian gempa di Indonesia diikuti jatuhnya korban jiwa, dan ini harus kita antisipasi. Solusi terkait bahaya gempa, dengan bangunan tahan gempa," ujar dia. ***

Editor: Muhammad Mustopa

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler