"Kakak saya, dulu ngontrak di belakang Toko Oli Makmur, rumahnya sudah dengdek (miring), punya kasur cuma satu,” ucap Dedi.
Dedi Mulyadi tinggal di rumah tersebut Dedi tidur di bagian depan rumah tanpa kasur.
“Saya tidur di bagian depan rumah tanpa kasur hanya beralaskan samping (kain) sobek, gak pakai bantal. Itu setahun,” ucapnya.
Namun hal tersebut tak membuat Dedi larut dalam kesengsaraan. Justru karena tidak bisa tidur nyenyak dan kerap terbangun saat tengah malam Dedi pun lebih banyak menghabiskan waktu bertafakur di Masjid At Taqwa Sindangkasih.
Singkat cerita Kang Dedi pun melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Purnawarman Purwakarta. Di sini ia mulai merintis karir organisasi sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Purwakarta.
“Selama dua hari saya tidur di Sukarata tidak pakai kasur, baru ketemu kasur itu di Usman Singawinata sekretariat HMI,” katanya.
Baca Juga: Profil Kiper Timnas Indonesia yang Akan Menjaga Pertahanan Indonesia di Semifinal Melawan Thailand
Selama tinggal di sekretariat tersebut Dedi hidup serba pas-pasan hanya bisa makan dengan mi instans yang dibelinya dari warung.