Empat Desa di Purwakarta Masih Memegang Teguh Budaya Berbasis Kearifan Lokal

- 26 September 2021, 10:27 WIB
Pencak silat dalam pementasan seni buhun di Kecamatan Kiarapedes
Pencak silat dalam pementasan seni buhun di Kecamatan Kiarapedes /Facebook/Kiarapedes Mantes

Kemudian, hajat mulud yang dilaksanakan di bulan Mulud setiap tanggal 25, 27, 29, atau akhir Mulud. Warga di desa ini, dari mulai tanggal 1 Mulud, datang ke kesepuhan (tetua adat), untuk membawa bahan makanan yang mentah.

Pada waktunya hajat, maka bahan makanan yang terkumpul itu akan di masak bersama-sama. Lalu, tetua adat akan berdoa, supaya diberi kesalamatan dan keberkahan. Setelah itu, warga setempat akan makan bersama.

Baca Juga: Jadwal Acara TV Indosiar Minggu, 26 September 2021: Ada Opening Ceremony Liga 2 dan Mega Bollywood Dilwale

Baca Juga: Kumpulan Kode Redeem FF 26 September 2021 Server Indonesia, Ada Hadiah M1887 Rapper Underworld Gratis

Baca Juga: Ramalan Zodiak Minggu 26 September 2021: Libra, Scorpio hingga Sagittarius

"Sisanya, makanan itu akan dibagikan kepada warga yang tak bisa hadir," ujarnya.

Selanjutnya, upacara mangkek atau mengikat padi (nalian pare). Padi yang diupacarakan ini, merupakan beras khusus. Yakni, beras merah yang masih ada tangkainya. Kemudian, padi itu dimasukan ke lumbung.

Upacara ini, merupakan penjabaran dari program ketahanan pangan yang saat ini digulirkan pemerintah. Adapun padi ini, yakni jenis Enar yang ditanam setahun sekali di desa itu.

Upacara keempat, yakni hajat bumi. Upacara ini, setiap warga membawa bahan pokok, palawija, peralatan masak, sampai peralatan rumah tangga. Setelah itu, bahan-bahan tersebut dikumpulkan di lokasi ngaruat.

Puncaknya, akan diadakan pementasan wayang golek. Biasanya, hajat bumi ini diselenggarakan setiap bulan September.

Halaman:

Editor: Aga Gustiana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini