Terjadi di Selat Malaka, perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, Selat Sunda bagian utara dan Samudera Hindia barat Kepulauan Mentawai.
Lalu, perairan selatan Jawa Tengah-Jawa Timur, perairan selatan Bali-Sumbawa, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, perairan selatan Pulau Sumba, Samudra Hindia Selatan Jawa Timur-Nusa Tenggara Timur (NTT), Laut Jawa bagian timur, dan Laut Sumbawa juga menghadapi potensi gelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter.
Baca Juga: Muktamar Muhammadiyah ke-48, Presiden Jokowi Siap Hadir
Berikutnya, gelombang 1,25 sampai 2,5 meter berpeluang menghampiri Selat Makassar bagian selatan, perairan Kotabaru, perairan Spermonde Makassar, perairan Pare-Pare, perairan Spermonde Pangkep, Teluk Bone, perairan barat Kepulauan Selayar, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan utara Halmahera, dan Samudera Pasifik Utara Halmahera-Papua Barat.
- Gelombang setinggi 2,5 sampai 4 meter
Selanjutnya, perairan Pulau Enggano, perairan barat Lampung, Samudera Hindia Barat Aceh-Kepulauan Simeulue, Samudra Hindia Barat Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Teluk Lampung, perairan selatan Banten dan Jawa Barat, Samudra Hindia selatan Jawa Barat-Jawa Tengah, perairan Kalimantan Utara, Selat Makassar bagian utara, dan Laut Sulawesi bagian barat berpeluang hadapi gelombang 2,5 sampai 4 meter.
Baca Juga: 'The Wannn Believe Movie' Resmi Dirilis, Kisah Sang Pro Player Esports Mobile Legends
- Gelombang setinggi 4 sampai 6 meter
Berlanjut gelombang yang lebih tinggi, antara 4 dan 6 meter, berpeluang menghampiri Samudera Hindia selatan Banten.
Lebih jauh Eko mengatakan, kemunculan gelombang tinggi dipicu oleh pola dan kecepatan angin. Di wilayah Indonesia bagian utara angin dominan bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan 8 sampai 30 knot.