Mutasi Covid-19 B117 Masuk Indonesia, Anggota DPR RI dari Nasdem Sentil Satgas Covid-19

- 16 Maret 2021, 22:32 WIB
PT Bio Farma mengklarifikasi isu vaksin Covid-19 kedaluwarsa dengan menyatakan bahwa tanggal tersebut adalah umur simpan atau shelf life.
PT Bio Farma mengklarifikasi isu vaksin Covid-19 kedaluwarsa dengan menyatakan bahwa tanggal tersebut adalah umur simpan atau shelf life. /Pixabay/torstensimon/

PURWAKARTA NEWS - Anggota Komisi 1 DPR RI dari Fraksi NasDem, Muhammad Farhan ingatkan Satgas Covid-19 untuk tetap tegas dalam penerapan protokol kesehatan serta tingkatkan vaksinasi. Pasalnya, mutasi virus corona dengan jenis baru B117 menjadi peringatan.

"Memang ini mengkhawatirkan karena sebetulnya kita sudah menerapkan protokol masuknya warga yang ketat. Tetapi sudah bocor, masuknya warga dengan kasus B117 sangat mengherankan dan mengkhawatirkan. Kita harus perketat pengawasan perbatasan," kata Farhan dalam keterangan persnya, Selasa 16 Maret 2021.

Baca Juga: Stok Vaksin Covid-19 bagi Kelompok Lanjut Usia Aman

Lanjut Farhan, beragamnya vaksin yang datang ke Indonesia harus diuji daya tahannya menangani mutasi B117. Jangan sampai, lanjut Farhan, vaksin yang diterima warga tidak menjadi anti body terhadap variant mutasi COVID-19. Untuk diketahui, vaksin yang dibeli Indonesia untuk vaksinasi di antaranya vaksin Sinovac dengan rincian 3 juta dosis dalam bentuk jadi, 122 juta dosis dalam bentuk bulk, 100 juta dosis untuk opsional.

Kemudian vaksin Novavax dengan rincian 50 juta dosis vaksin dan 80 juta dosis untuk opsional. Lalu vaksin Covax/Gavi dengan 54 juta dosis vaksin dan 54 juta dosis untuk opsional. Kemudian vaksin AstraZeneca dengan 50 juta dosis vaksin dalam finalisasi dan 50 juta dosis vaksin untuk opsional. Dan vaksin Pfizer/BioNtech dengan 50 juta dosis vaksin dalam finalisasi dan 50 juta dosis untuk opsional.

Baca Juga: Obat Covid-19 ada Dalam Al Quran, Bisa Jadi Kandidat Herbal Potensial

"Efektifitas nya harus diuji betul, karena ini menyangkut kepercayaan masyarakat. Kalau kepercayaan masyarakat runtuh, maka program vaksinasi Nasional, bisa gagal total," katanya.

Farhan menambahkan, kinerja vaksinasi di 2021 perlu dipertegas agar disalurkan secara adil merata dan transparan dalam ketersediaan vaksin bagi wilayah - wilayah terutama pedesaan. "Evaluasinya, masih belum cukup distribusi yang merata. Kita perlu kejar dengan meningkatkan kecepatan pemerataan vaksinasi," tegasnya.

Farhan menegaskan, program vaksinasi patut diawasi dan didorong dalam realisasinya karena didukung moral dan anggaran sangat besar. "Anggaran Rp74 triliun adalah angka yang sangat besar. Demikian juga usaha diplomasi untuk mendatangkan vaksin dari berbagai negara, menunjukan bahwa kita sebagai bangsa punya prioritas utama program vaksinasi Nasional ini," ujarnya.

"Maka ekspektasi kita sangat tinggi. Namun eksplorasi atau harapan ini, belum bertemu dengan kenyataan. Kenyataannya masih banyak kekhawatiran masyarakat soal kepastian vaksinasi, dan ini menimbulkan keresahan. Jadi saatnya pemerintah mulai melibatkan semua elemen bangsa untuk mensukseskan vaksinasi Nasional ini," tambahnya.

Halaman:

Editor: Muhammad Mustopa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x