Fadli Zon ke Henry Subiakto: Tidak Bermutu, Tidak Pantas Duduk Disini dan Mewakili Kominfo

29 Oktober 2020, 01:54 WIB
Fadli Zon debat dengan Staf Ahli Menkominfo Henry Subiakto. /Tangkapan layar ILC TVOne/

PURWAKARTA NEWS - Anggota DPR RI Fadli Zon terlibat debat panas dengan Staf Ahli Kominfo Profesor Henry Subiakto.

Dalam tanyangan yang diunggah dalam youtube Indonesia Lawyers Club, Fadli mencecar Henry dengan menganggap tidak bisa membedakan mana hoaks dan mana ruang percakapan publik.

Mendengar penjelasan Henry soal contoh hoaks Covid-19 yang berkaitan dengan politik. Fadli menilai omongan Herny tidak bermutu. Menurut Fadli ini negara demokrasi dimana orang boleh bercakap-cakap. Fadli tidak sepakat dengan pemberian stampel hoax yang diberikan Kominfo terkait percakapan publik.

Baca Juga: Rekor Suram Covid-19 di India, Segera Lebihi 8 Juta Kasus

"Aduh kok ini nggak bermutu banget sih. Itu stampelnya (hoaks) salah pak ini negara demokrasi, orang boleh bercakap-cakap," ujar Fadli dikutip Purwakarta News, Kamis 29 Oktober 2020.

Selain tidak bermutu, Fadli juga menganggap pernyataan Henry terkait Covid-19 dan Hoaks inkonsisten, satu sama lain bertabrakan.

"Di satu sisi masih trial and eror di sisi lain sudah melakukan judgment bahwa ini hoaks. Jangan dulu ada judgment dong. Semuanya kan masih proses," ujar Fadli.

Terkait hoaks, Henry menjelaskan bahwa Kominfo selalu mengonfirmasi kepada Ahli. Henry mencontohkan seperti pernyataan Fadli Zon yang mengutip Gubernur Sao Paulo soal harga vaksin Covid seharga dua dolar.

"Ketika dikonfirmasi ke yang berkompeten tidak segitu," ujar Henry.

Baca Juga: Khabib Nurmagomedov Dinobatkan Sebagai Petarung Terbaik UFC

Fadli merespon dengan mempertanyakan siapa yang berkompetan dalam informasi Gubernur Sao Paulo menyatakan harga vaksin Covid 2 dolar.

"Tidak ada yang berkompeten. Itu informasi dari Gubernur Sao Paulo. kemudian dibantah oleh China. Siapa yang berkompeten," tanya Fadli.

Henri kemudian menyatakan bahwa hoaks adalah menyampaikan informasi yang faktanya belum jelas. Hal tersebut langsung dibantah oleh Fadli.

"Sekarang fakta yang jelas yang mana? Ini semua nggak ada yang jelas kok. vaksinnya aja gaib," ujar Fadli.

Fadli kemudian mempertanyakan klaim Henry yang menyebutkan harga vaksin tidak bisa dua dolar.

"Anda menyebar hoax nggak itu, kalau bisa gimana?" ujar Fadli.

Baca Juga: Fakta Baru Kasus Kebakaran Gedung Kejagung

Fadli mengemukakan data bahwa Menteri Kesehatan Polandia mengumumkan harga vaksin Covid-19 sangat rendah kurang lebih 2 euro per kepala.

"Itu artinya sekitar Rp30 ribu juga, Nah itu hoax bukan?" tanya Fadli.

Bukannya memverifikasi info dari Fadli Zon tesebut, Henry malah meminta Fadli Zon mencarikan vaksin untuk Indonesia seharga 2 dolar.

"Bukan saya itu baca dong. Makanya bapak ini baca. Sebagai kominfo bapak ini baca dong. Anda ini baca apa engga sih," ujar Fadli.

Henry terus mengemukakan pendapat pribadinya soal info harga vaksin dua dolar. Henry mengaitkannya dengan terori supply and demand.

"Waduh ini jadi teori ekonomi. Saya kira bapak ini ya pak. Bapak ini nggak pantes duduk di sini apalagi mewakili institusi pemerintah yang bergengsi seperti kominfo. Bapak ini baca dulu yang benar kalau eropa harganya baru diumumkan segitu, tadi yang saya sebutkan gubernur, riset dikit dulu lah. Biar tau apa yang saya sampaikan. Jangan berandai andai kalau 2 dolar itu terlalu rendah. Ini fakta yang saya sampaikan. Data. Data bapak mana. Jangan teori suplay and demand anak smp juga tau," cecar Fadli.***

Editor: Muhammad Mustopa

Sumber: YouTube Indonesia Lawyers Club

Tags

Terkini

Terpopuler