Bukan Diplomat Datangi Markas FPI, Tapi Mata-mata Jerman, Namanya Suzanhol

28 Desember 2020, 02:36 WIB
Sosok Perempuan yang mendatangi markas FPI beberapa waktu lalu diketahui sebagai Intelijen Jerman bernama Suzanhol dan bukan staf Kedubes Jerman. /Twitter/@polisipatung

PURWAKARTA NEWS - Bukan diplomat yang mendatangi Markas Front Pembela Islam (FPI), melainkan Mata-mata Jerman. Hal ini dibongkar Anggota Komisi I DPR, M. Farhan.

Farhan bahkan mengetahui identitas mata-mata tersebut. Farhan menyebut nama Suzanhol.

Suzanhol merupakan intelijen yang tercatat tergabung dalam Bundesnachrichtendienst (BND). BND adalah sebuah lembaga intelijen Jerman.

Pada Kamis 17 Desember 2020 lalu atau seusai Rizieq ditahan polisi atas kasusnya, Suzanhol dan sejumlah orang Jerman mendatangi markas FPI. Kedatangan Suzanhol dan rombongan tertangkap kamera.

Baca Juga: Perawat yang Diduga Terlibat Mesum dengan Pasien COVID-19 Sudah Dites Corona Hasilnya Begini

Keterangan dari kedutaan Besar Jerman di Indonesia menyebutkan rombongan tersebut adalah staf diplomat.

Namun Farhan mengungkapkan dari penyelidikan yang dilakukan beberapa sumber di Berlin.

Terungkap Suzanhol bekerja untuk Badan Intelijen bukan Kementerian Luar Negeri Jerman.

"Ternyata ketika dilakukan penyelidikan ke beberapa sumber kita di Berlin langsung, ini nama perempuannya Suzanhol dia adalah bukan pula pegawai pemerintah tercatat di Kementerian Luar Negeri Jerman. Dia tercatat sebagai pegawai di BND. BND itu Badan Intelijen Jerman," kata Farhan dalam diskusi daring, Minggu 27 Desember 2020.

Baca Juga: Polisi Naikkan Kasus Chat Mesum Sesama Jenis di Wisma Atlet ke Penyidikan

Farhan mengungkapkan dugaan mata-mata Jerman melancarkan aksinya di Indonesia bermula saat permintaan persona non grata untuk sosok perempuan yang datang ke Markas FPI, tidak dipenuhi pihak Kedubes Jerman.

Ternyata persona non grata tidak bisa dipenuhi karena sosok perempuan tersebut bukan diplomat.

Pihak Jerman kemudian hanya memulangkan perempuan tersebut ke negara asalnya.

"Kita minta udah persona non grata. Tidak dijalankan persona non grata-nya. Ternyata dia memang tidak bisa di-persona non grata karena dia bukan diplomat," kata Farhan.

Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin sebelumnya memprotes keras langkah Kedubes Jerman yang mendatangi markas FPI di kawasan Jalan Petamburan, Jakarta Pusat.

Baca Juga: Polisi Tunggu Hasil Tes Kejiwaan Pelaku Pelempar Bom Molotov di Masjid Al-Istiqomah

Menurut Hasanuddin seharusnya Jerman memperhatikan etika dan sopan dalam hubungan diplomasi dengan Indonesia.

"Kedubes Jerman semestinya tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri. Karena itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mesti melayangkan protes keras terhadap Jerman. Itu etika berdiplomasi secara sopan dan beretika," ujar Hasanuddin dalam keterangan resminya.

Hasanuddin menekankan tindakan kedubes Jerman tersebut seharusnya dikoordinasikan terlebih dahulu kepada kementerian terkait.

"Kedubes Jerman sudah menjelaskan tidak ada dukungan terhadap ormas tertentu dan berkomitmen untuk bersama melawan intoleransi, radikalisme, dan ujaran kebencian. Namun harus ditekankan, tindakan Kedubes itu harus dikoordinasikan dengan kementerian terkait. Jangan sampai ada udang di balik batu," ujarnya.***

Editor: Muhammad Mustopa

Tags

Terkini

Terpopuler