Naftali Bennett, Penentang Palestina Merdeka Jabat Perdana Menteri Israel

14 Juni 2021, 13:34 WIB
Naftali Bennett jadi PM Israel pengganti Benjamin Netanyahu. /REUTERS.

PURWAKARTA NEWS - Naftali Bennett, politisi Israel yang menentang kemerdekaan Palestina dan pendukung keras gerakan pemukiman yahudi, resmi menjabat Perdana Menteri Israel.

Naftali Bennett naik ketampuk kekuasaan menggantikan Benjamin Netanyahu. Adapun Netanyahu yang sudah berkuasa selama 12 tahun lengser pada Minggu 13 Juni 2021 saat parlemen memberikan suara untuk pemerintahan baru.

Dilansir dari PMJNews, pemerintahan baru ini berjanji akan menyembuhkan sebuah negara yang terpecah akibat kepergian pemimpin terlama negara itu.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta Senin 14 Juni 2021, Papa Surya Sembuh Tapi Elsa Bukannya Senang Malah Ketakutan

Untuk diketahui, Bennett adalah jutawan teknologi mandiri, akan menjabat sebagai perdana menteri selama dua tahun sebelum Lapid, mantan host TV ternama, yang mengambil alih.

Mereka akan memimpin pemerintahan yang terdiri atas partai-partai dari semua spketrum politik, termasuk untuk yang pertama kalinya mewakili 21 persen minoritas Arab.

PM Israel yang baru sebagian besar berencana menghindari langkah-langkah sweeping pada isu-isu internasional seperti kebijakan terhadap Palestina selagi berfokus pada reformasi dalam negeri.

Meski begitu, banyak rakyat Palestina tidak akan tergugah oleh perubahan pemerintahan baru Israel dengan mengatakan Bennett sepertinya akan mengejar agenda sayap kanan yang sama seperti Netanyahu.

Baca Juga: Balon Kades Desa Sukajaya Purwakarta Bermasalah, Gunakan Ijazah yang Tidak Teregister di Disdik  

Sosok PM Israel yang Baru

Masa Jabatan Benjamin Netanyahu sebagai Perdana Menteri Israel telah resmi digantikan Naftali Bennett. Bennet dikenal sebagai penentang Palestina merdeka.

Pria berusia 49 tahun itu merupakan pendukung keras gerakan permukiman Yahudi.

Bennett merupakan mantan sekutu Netanyahu yang telah bermitra dengan partai-partai sayap kiri dan tengah untuk mengakhiri kekuasaan Netanyahu selama 12 tahun.

Baca Juga: 10 Top Program Televisi Minggu 13 Juni 2021, Lamaran Lesti Kejora-Rizky Billar Tempati Runner Up

Adapun partainya yang ultranasionalis, Yamina hanya memenangkan tujuh kursi di parlemen, Knesset yang beranggotakan 120 orang dalam pemilihan umum Maret lalu, pemilihan keempat dalam dua tahun.

Meski begitu, Bennett menolak untuk berkomitmen pada Netanyahu atau lawan-lawannya.

Bennett lebih dikenal sebagai penentang kemerdekaan Palestina dan sangat mendukung permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem timur, yang dipandang oleh Palestina dan sebagian besar masyarakat internasional sebagai hambatan utama bagi perdamaian.

Bennett dengan keras mengkritik Netanyahu setelah dia setuju untuk memperlambat pembangunan permukiman di bawah tekanan dari mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, yang mencoba dan gagal untuk menghidupkan kembali proses perdamaian di awal masa jabatan pertamanya.***

Editor: Fajar Maritim

Sumber: PMJ News

Tags

Terkini

Terpopuler