"Mustinya sekaligus diusulkan, Airlangga jadi presiden, lalu Pak Jokowi jadi wakil presiden, itu berarti Golkar tidak punya ketua maka saya tambahkan supaya digantikan oleh Ibu Mega," sindir Rocky.
"Pak Ma'ruf Amin sebagai mantan wakil presiden sebaiknya menjadi ketua PDIP, jadi terjadilah sirkulasi elit sebetulnya," imbuhnya.
Rocky menjelaskan, situasi tersebut benar-benar menunjukkan bahwa politik hanya dikuasai oleh sekelompok elit di negara ini. Akan tetapi, hal itu bisa saja tidak menjadi masalah jika masyarakat menganggap kondisi tersebut sebagai bagian dari hiburan politik.
Baca Juga: Presiden Macron Semasa Sekolah Pacaran Sama Gurunya yang Sudah Bersuami
Hersubeno menjelaskan, Leo mengusulkan hal tersebut agar nantinya Jokowi bisa kembali mencalonkan diri sebagai presiden untuk mengawal proses pembangunan di Indonesia.
"Kalau ada teknologi yang bisa membangkitkan politisi zaman dulu, bisa juga nanti 2024, Gajahmada, Raden Wijaya, Tunggul Ametung, bisa ikut kompetisi (capres-cawapres)," sahut Rocky sambil tertawa.
Menurut Rocky, kondisi ini benar-benar menjadi hiburan politik saat Indonesia menemui jalan buntu dan menjadi hinaan negara-negara lain.
Rocky pun mengungkapkan, tak perlu jauh-jauh mengambil contoh dari luar negeri, sebab praktik seperti itu sudah terjadi sejak lama di tingkat daerah.
"Ada wali kota yang turun jadi wakil nanti dia naik lagi, ada wali kota yang digantikan oleh istrinya nanti wali kota sebelumnya jadi caleg di kota lain. Jadi tukar tambah di antara elit sebetulnya, dalam upaya untuk menghalangi perubahan politik," ungkap Rocky (Boy Nugroho/portaljember).***