Kementan: Sampah Makanan Orang Indonesia 1,3 Juta Ton Setahun

- 19 Oktober 2020, 20:55 WIB
Ilustrasi mencuci piring.
Ilustrasi mencuci piring. /Pixabay/

PURWAKARTA NEWS - Fakta mencengangkan diungkapkan Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI).

Kementan RI menyebutkan bahwa sampah makanan orang Indonesia jika dikumpulkan setahun jumlahnya mencapai 1,3 juta ton.

Data tersebut diungkapkan Kementerian Pertanian RI dalam cuitan di twitter resmi @kementan seperti dikutip PURWAKARTA NEWS, Senin 19 Oktober 2020.

Baca Juga: Ahok: Saya Masih Bisa Jadi Presiden...

"Sampah makanan orang Indonesia jika dikumpulkan setahun mencapai 1,3 juta ton. Bila dihitung, setiap rumah tangga menghasilkan sampah 113 kilogram per tahun," bunyi keterangan tersebut.

Kementan juga mengungkapkan fakta yang tidak kalah mencengangkan. Ternyata tidak tanggung tanggung makanan dengan jumlah tersebut bisa 28 juta penduduk Indonesia kurang mampu.

Untuk itu kementerian yang dipimpin menteri Syahrul Yasin Limpo mengajak warga Indonesia untuk mengubah kebiasaan dengan tidak membuang-buang makanan.

"Jadi kita ubah yuk kebiasaan kita!," tulisnya.

 

Baca Juga: Jokowi Khawatir Libur Panjang Oktober Bikin Kasus Covid-19 Melonjak

Sementara itu dilansir dari Antara, ketahanan pangan Indonesia, berdasarkan Global Food Security Index yang dikeluarkan the Economist Intelligence Unit setiap tahunnya, berada di ranking 62 dari 113 negara.

Akibatnya lebih dari sepertiga masyarakat Indonesia tidak mampu membeli makanan bernutrisi karena terhambat harga yang mahal. Selain menyebabkan rentannya ketahanan pangan, harga yang mahal juga berkontribusi pada angka stunting di Indonesia.

Harga makanan dan kemiskinan memiliki keterkaitan karena pengeluaran terbesar rumah tangga adalah untuk makanan. Bank Dunia menyebutkan rata-rata orang Indonesia menghabiskan 48,55 persen dari pengeluaran mereka untuk makanan dan minuman.

Baca Juga: Jokowi Ingatkan Menteri Jangan Sampai Masyarakat Demo Karena Vaksin

"Kondisi ini membuat orang Indonesia, terutama yang berpenghasilan rendah, sangat rentan terhadap fluktuasi harga pangan. Ketika harga naik, orang-orang yang sudah di ambang kemiskinan dihadapkan pada pilihan untuk menjadi miskin atau kelaparan," ujar Kepala Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta saat Peringatan Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada 16 Oktober.***

Editor: Muhammad Mustopa

Sumber: Twitter ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

x