Puteri Komarudin Ingatkan Pentingnya Pembiayaan dan Digitalisasi bagi UMKM

- 16 September 2021, 09:35 WIB
Anggota DPR RI Puteri Komarudin
Anggota DPR RI Puteri Komarudin /

PURWAKARTA NEWS - Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah menjadi pilar dan tumpuan bagi perekonomian nasional. Namun, pandemi COVID-19 turut memukul daya tahan
dari pelaku UMKM.

Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Anetta Komarudin mengingatkan pentingnya dukungan pembiayaan dan digitalisasi bagi UMKM.

“Saat ini rasio kredit untuk segmen UMKM di Indonesia masih di kisaran 20 persen. Bahkan lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, maupun Thailand. Padahal sektor
UMKM ini sangat penting dalam menggerakkan perekonomian dan menyerap tenaga kerja,” urai
Puteri.

Baca Juga: Percepat Pengendalian Kerusakan DAS Citarum, Dansektor 13 Jalin Silaturahmi Dengan PJB UP Cirata

Pemerintah menargetkan agar rasio kredit kepada UMKM dapat mencapai lebih dari 30 persen pada tahun 2024. Untuk mendukung hal tersebut, Bank Indonesia (BI) menerbitkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 23/13/PBI/2021 tentang Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah. Kebijakan ini harapannya
dapat memberikan opsi yang lebih luas bagi perbankan untuk berpartisipasi dalam pembiayaan UMKM.

“Saya kira BI perlu hati-hati dalam implementasi kebijakan ini karena menyangkut pengaturan dan
pengawasan perbankan yang menjadi kewenangan OJK. Sehingga, pelaksanaan RPIM ini harus dikoordinasikan dengan OJK. Selain itu, kajian manajemen risiko juga perlu diperhatikan. Karena tidak
semua perbankan memiliki core bisnis di bidang UMKM,” tegas Puteri dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR RI bersama Bank Indonesia, pada Selasa 14 september 2021.

Baca Juga: Sinopsis Ajian Ratu Laut Kidul yang Tayang di ANTV 16 September 2021

Menanggapi hal tersebut, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyatakan kebijakan RPIM ini sebagai bentuk perluasan definisi dari rasio kredit UMKM sebelumnya, dimana juga akan menyasar korporasi non-UMKM yang mempunyai rantai pasok terhadap UMKM.

“Kita coba membuka bagaimana kepedulian bank dalam meningkatkan pembiayaan inklusif. Kemarin memang sempat sedikit gaduh tetapi itu sudah kita selesaikan. Kita sudah bicarakan dengan entitas terkait. Kita targetkan tahun 2024 sebesar 30 persen. Tentunya ini juga akan disesuaikan dengan bagaimana spesialisasi dari masing-masing bank. Intinya, keberpihakan kita terhadap kelompok UMKM dan masyarakat berpenghasilan rendah itu harus jadi prioritas kedepannya,” pungkas Destry.

Halaman:

Editor: Muhammad Mustopa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x