Belum Puas Klaim Sana Sini, Tiongkok Mau Klaim Antartika Juga

30 Oktober 2020, 22:30 WIB
Ilustrasi Antartika. /unsplash.com/NOAA

PURWAKARTA NEWS - Tiongkok yang kini bersengketa dengan beberapa negara ASEAN rupanya tak puas ingin menguasai Laut China Selatan.

Bukan hanya Laut China Selatan, Tiongkok juga berusaha melebarkan kekuatan militernya untuk menguasai Antartika.

Sudah menjadi rahasia umum bila wilayah Antartika menjadi rebutan 3 negara, yakni Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok.

Ketika Amerika Serikat memilih mengendurkan pertahanan di Antartika selama pandemi, China dan Rusia diam-diam kian gencar melakukan operasi untuk menguasai wilayah ini.

Baca Juga: Wasekjen Golkar Usul Jokowi Jadi Cawapres 2024 Dampingi Airlangga, Rocky Gerung Bilang Begini

Kini para ahli khawatir Beijing semakin berambisi menguasai Antartika demi menempatkan diri mereka sebagai pemimpin di wilayah itu.

Dilansir dari Eurasian Times, benua ini sebenarnya telah diatur oleh Sistem Perjanjian Antartika di Washington sejak 1 Desember 1959 lalu.

Dalam perjanjian tersebut, Antartika merupakan wilayah yang hanya digunakan untuk misi perdamaian seperti mempromosikan penelitian ilmiah.

Perjanjian tersebut melarang Antartika digunakan untuk tujuan militer termasuk pendirian pangkalan militer atau pengujian senjata.

Baca Juga: Apa Iya Mengantongi Batu Bisa Bikin Kita Kuat Menahan BAB? Cek Faktanya ya

Namun, para ahli mengatakan bahwa "Rusia dan China menggunakan kedok penelitian ilmiah untuk mempertaruhkan klaim lebih lanjut di benua itu".

Spesialis Geopolitik dan Keamanan di Royal Holloway University, Prof Dodds, mengungkapkan dalam perjanjian itu hal terpenting adalah memprioritaskan konservasi atas eksplorasi.

“Ini adalah keseimbangan antara seberapa banyak yang dapat dieksploitasi dengan aman dan seberapa jauh yang bisa dieksplorasi. Hal ini semakin sulit dengan adanya perubahan iklim," ujar Prof Dodds dilansir dari Zona Jakarta dengan Judul "Belum Puas dengan Laut China Selatan, Tiongkok Ingin Klaim Antartika, Rupanya Terdesak Alasan ini".

Menurutnya tujuan Tingkok menguasai Antartika bukan hanya dari sisi pertahanan tapi terdesak masalah pangan.

Dikabarkan bila industri daging babi Beijing sempat hancur karena penyakit yang menyerang hewan ternak itu.

Baca Juga: Presiden Macron Semasa Sekolah Pacaran Sama Gurunya yang Sudah Bersuami

Sebanyak 60 persen dari induk babi telah hilang pada paruh kedua tahun 2019 yang membuat produksi babi pasar anjlok dan harga daging babi melonjak ke titik tertinggi baru, di mana mereka bertahan hampir sepanjang tahun ini.

Meski industri daging babi Beijing perlahan mulai pulih, China harus berputar otak untuk memenuhi pasokan makanan dalam negeri.

“China melihat dirinya semakin sebagai kekuatan laut utama dan melihat Arktik dan Antartika sebagai tempat penangkapan ikan yang relatif belum dieksplorasi," ujar Prof Dodds.

Pemerintah Tiongkok juga cukup keras kepala dan bertahan meski sudah banyak cara dilakukan untuk menghentikan penangkapan ikan.

“Namun perlu diingat bahwa China telah dilanda penyakit mengerikan yang telah memengaruhi populasi babi domestik mereka, sehingga keamanan pangan menjadi perhatian yang nyata. Semua kekuatan besar ini memiliki kesenangannya sendiri," sambungnya.

Perusahaan China Shanghai Chonghe Marine Industry diketahui telah memesan kapal pukat krill Antartika yang akan menjadi yang terbesar yang pernah dibuat dan akan selesai pada tahun 2023.

Krill (spesies ikan kecil) adalah makanan bagi banyak makhluk laut Arktik dan juga digunakan sebagai minyak dan bahan makanan di Cina.

Ahli bahkan memperingatkan bila tindakan berkedok “ekspedisi memancing” yang dilakukan Tiongkok adalah ancaman bagi ekosistem.

Pasalnya populasi ikan kecil itu menurun drastis yang bisa berimbas pada ekosistem di benua Antartika.

Tindakan ini semakin membuat ahli yakin bila China serius ingin menguasai Antartika di masa depan.

"Kepentingan China di Antartika tidak terbatas pada jangka pendek atau 'misi yang dibentuk ilmuwan'," kata Peter Jennings, direktur eksekutif Institut Kebijakan Strategis Australia (Hani Affifah/Zona Jakarta).***

 

Editor: Muhammad Mustopa

Sumber: Zona Jakarta

Tags

Terkini

Terpopuler