PURWAKARTA NEWS - Kampung Maranggi sudah ada sejak tahun 1994 di Plered, awal mulanya para pedagang Sate Maranggi berjualan di pinggir jalan jalur jakarta-bandung sebelum adanya jalan tol. Mereka memadati setiap pinggiran jalan tersebut, hal itu menjadikan pengendara yang lewat beristirahat di lapak mereka.
Menurut Mang zenal salahsatu pegagang yang berjualan Sate Maranggi di Kampung Maranggi, semenjak adanya jalan tol para pengunjung mulai berkurang. Mereka pedagang maranggi mulai membuat lapak baru, bebrapa pedagang pindah ke jalan depan alun-alun kecamatan Plered.
Sebagian di pinngir jalan sebelum arah Plered. Dan tak beraturannya lapak Sate Maranggi membuat macet di sekitar jalan alun-alun Plered.
Baca Juga: Yuk! Nikmati Sate Maranggi Langsung di Kampung Maranggi Plered Purwakarta
Baca Juga: Inilah Profil dan Biodata Ustadz Yusuf Mansur yang Akan Menikahkan Wirda Mansur
Oleh karena itu, Pemda Purwakarta pada saat Bupati Dedi Mulyadi berinisiatif untuk membuatkan tempat bagi mereka agar pedagang Sate Maranggi bisa berjualan dengan tertib dan tidak membuat keadaan macet lagi. Lapak ini juga diberikan secara gratis kepada pedagang tanpa harus membayar sewa tempat.
Hampir delapan puluh persen yang berdagang di Kampung Maranggi merupakan orang Plered asli. Mereka sudah berjualan sebelum kampung ini di dirikan.
Baca Juga: 5 Tempat Makan Sate Maranggi di Purwakarta, Cocok Untuk Makan Bersama Keluarga Pada Idul Adha
Baca Juga: Yuk! Makan Sate Maranggi, Inilah Rekomendasi 5 Tempat Makan Sate Maranggi di Purwakarta