Baca Juga: Ngaji Gus Baha: Semua Hal Diragukan Kehalalannya, Hanya Air Hujan yang Terjamin
"Kalau bisa berarti kamu (Muhammad) benar, kalo enggak ya nggak," jelas Gus Baha.
"Pertanyaan itu yang ‘Fa’tu Biaabaaina inkuntum Shodiqin’, Pertanyaannya ngukur kebenaran itu dengan cara itu," jelasnya lagi.
Pada saat itu, Rosulallah sempat terdesak oleh orang Kafir, karena harus membuktikan kebenaran dengan menghidupkan orang yang sudah mati.
Baca Juga: Ngaji Gus Baha: Rosulallah Tidak Pernah NETRAL, Pasti Berpihak Kepada Hal yang Benar
"Itu yang bikin standar siapa?
Nabi sempat terdesak karena itu dipakai ukuran, kalo pakai ilmu manten jawabannya lebih gampang," ungkap Gus Baha.
Jika hal itu menjadi tolak ukur kebenaran sampai sekarang, maka jelas kita akan kesulitan untuk membuktikannya.
Karena para Nabi mempunyai mukjizat dari Allah SWT, sedangkan kita susah jika harus membuktikan dengan cara menghidupkan orang mati.
Baca Juga: Ngaji Gus Baha: Aneh, Waliyullah ini Tidak Mau Melihat Allah di Surga Karena Alasan ini!