Dilansir dari Aljazeera, Putin memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk waspada. Sejalan dengan perintah tersebut, kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada 28 Februari bahwa pasukan rudal nuklirnya dan armada utara dan Pasifik telah ditempatkan pada tugas tempur yang ditingkatkan, kantor berita Interfax melaporkan.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa pelaksanaan operasi khusus dilakukan karena Moskow memiliki indikasi langsung, Ukraina tengah bersiap untuk melakukan serangan besar-besaran ke wilayah Donbass.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan pada 14 Maret bahwa “prospek konflik nuklir, yang dulu tidak terpikirkan, sekarang kembali ke ranah kemungkinan”.
Baca Juga: [CEK FAKTA] Islam Nusantara Punya Kiblat Selain Ka'bah, Didanai Tiongkok
Baca Juga: Main Emoji Mic, Game Mudah Bisa Mengespresikan Perasaan, Link Tikolu Bisa Via Google
Baca Juga: Link Streaming Jakarta vs Everybody Film Viral yang Menceritakan Sisi Kelam Jakarta
Komentar itu muncul setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden memperingatkan bahwa Putin sedang mempertimbangkan untuk menggunakan senjata kimia dan biologi di Ukraina, saat ia menggambarkan taktik Moskow sebagai semakin "brutal".
Pekan lalu Rusia mengatakan telah meluncurkan rudal hipersonik Kinzhal (Belati) yang dapat mencapai target di mana saja di Bumi dalam waktu satu jam.
Pada bulan Desember 2021, Putin mengatakan bahwa Rusia adalah pemimpin global dalam rudal hipersonik, yang kecepatan, kemampuan manuver dan ketinggiannya membuat mereka sulit dilacak dan dicegat.
Rudal Kinzhal adalah bagian dari serangkaian senjata yang diluncurkan pada 2018. Rusia pertama kali menggunakan rudal hipersonik selama kampanye militernya di Suriah pada 2016.