Sekitar 89 ribu Bhabin-Babinsa jadi pelacak Covid-19  

- 15 Februari 2021, 20:16 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin/
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin/ /Foto : Screenshot akun Instagram @kemenkes_ri/

PURWAKARTA NEWS – Upaya menekan penularan Covid-19, setidaknya dibutuhkan 89 ribu Bhabinkamtibmas dan Babinsa yang bertugas untuk melacak penularan virus Covid-19 atau tracer Covid-19.

Demikian disampaikan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri di Mabes Polri Jakarta, Senin 15 Februari 2021.

Menurut Menkes Budi, Bhabinkamtibmas dan Babinsa merupakan garda terdepan TNI-Polri yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Ia menyampaikan, aturan dari WHO, untuk setiap 100 ribu populasi dibutuhkan 30 tracer atau pelacak.

Baca Juga: 40 Persen Masyarakat Indonesia Enggan Divaksin Covid-19

Baca Juga: Liga Inggris Pekan ke-24: Link Streaming dan Susunan Pemain Chelsea vs Newcastle United

“Jadi saya hitung butuhnya sekitar 89 ribu tracer. Saya tidak mungkin punya (sumber daya) itu," kata Menkes Budi seperti dikutip dari Antara.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo telah memberi lampu hijau terkait permintaan bantuan ini.

"Alhamdulillah sudah dapat izin dari Panglima dan Kapolri (untuk) bantu menggerakannya," katanya.

Pihaknya pun telah mengadakan pelatihan bagi para Bhabinkamtibmas dan Babinsa untuk menjadi tracer Covid-19. "Sekarang training-nya sudah berjalan di seluruh Polda dan Kodam," tuturnya.

Dalam strategi tracing, dia mencontohkan bila satu orang diketahui terpapar Covid-19 maka dalam 72 jam, harus ditelusuri dan diketahui 30 orang yang pernah kontak erat dengan penderita dan dilakukan tes usap antigen terhadap 30 orang itu.

Pengetesan jenis antigen dipilih karena bisa dilaksanakan di daerah-daerah serta hasil tes yang bisa diketahui lebih cepat.

Sebagai tracer, nantinya para Bhabinkamtibmas dan Babinsa berperan untuk melacak orang-orang yang terinfeksi Covid-19 dan menemukan 30 orang yang kontak erat dengan penderita melalui strategi 3T (Testing, Tracing dan Treatment) yang bekerja sama dengan puskesmas.

Berbeda dengan penyelenggaraan rapim di tahun-tahun sebelumnya, Rapim TNI-Polri pada tahun 2021 ini digelar dengan mematuhi standar protokol kesehatan pencegahan penyebaran Covid-19.

Para pejabat TNI-Polri yang hadir secara fisik dalam Rapim dibatasi jumlahnya. Sementara sebagian besar pejabat TNI, Polri dan lembaga negara lainnya yang mengikuti acara hadir melalui konferensi video.***

Editor: Muhammad Mustopa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini