Tragedi Kanjuruhan, Aremania Korwil Bantur Jelaskan Kronologinya: Awalnya Dua Orang Minta Foto, Tapi...

2 Oktober 2022, 23:22 WIB
Tragedi Kanjuruhan, Aremania Korwil Bantur Jelaskan Kronologinya: Awalnya Dua Orang Minta Foto, Tapi... /

PURWAKARTA NEWS - Aremania, julukan dari suporter Arema FC Kordinator Wilayah (Korwil) Bantur, memberikan keterangannya terkait tragedi Kanjuruhan.

Seperti yang diketahui, sepakbola Indonesia kembali menelan korban hingga ratusan jiwa dalam tragedi Kanjuruhan.

Hal tersebut disebabkan ribuan Aremania yang masuk atau turun ke lapangan usai laga antara Arema FC vs Persebaya Surabaya Berakhir.

Baca Juga: Hasil Verifikasi, Kapolri Sebut Korban Tragedi Kanjuruhan Malang Capai 125 Orang

Dalam tragedi tersebut, setidaknya hingga kini korban meninggal dunia mencapai 125 orang dari rilis kepolisian.

Slamet Sanjoko selaku Ketua Aremania Korwil Bantur memberikan keterangannya terkait kronologi tragedi Kanjuruhan tersebut.

Baca Juga: Korban Tragedi Kanjuruhan Kembali Bertambah, Wagub Jatim: 174 Orang Meninggal Dunia

Dikutip dari laman ANTARA, Ia mengatakan bahwa pertandingan antara Arema FC vs Persebaya Surabaya berjalan dengan lancar.

Kemudian, saat laga telah berakhir, ada dua orang yang hendak meminta berfoto dengan pemakn Arema FC.

"Awalnya, ada dua orang yang mau berfoto setelah pertandingan bersama pemain Arema FC. Kami sudah menyampaikan ke petugas untuk tidak memberikan izin," kata Sanjoko.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Malang, Polri Gelar Rapat Evaluasi dengan Menpora dan Pemkab Malang

Meski begitu, kedua orang tersebut tetap memaksa untuk bisa masuk ke lapangan dan akhirnya di izinkan.

Lebih lanjut, Sanjoko mengtakan bahwa setelah kedua orang tersebut diizinkan untuk memasuki area lapangan tersebut kedua anak itu ternyata menghampiri pemain Arema FC yang saat itu masih berada di dalam lapangan untuk meminta maaf kepada para suporter atas kekalahan dari Persebaya.

"Dua anak itu, yang akan berfoto ternyata mereka mendekat ke pemain Arema FC. Kemudian terjadi bentrokan, pemicunya ada di situ," ujarnya.

Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan Malang, Polri Tegaskan Lakukan Evaluasi Pengguanaan Gas Air Mata

Setelah terjadi aksi dari dua orang suporter tersebut, kemudian memicu pendukung lainnya untuk memasuki area lapangan.

Namun, Sanjoko tetap meminta kepada rekan-rekannya yang dari wilayah Bantur untuk tidak ikut masuk ke dalam lapangan.

Khawatir kondisi akan semakin memburuk, Sanjoko pun bergegas untuk mengemasi bendera yang mereka bawa.

Baca Juga: Persipo Purwakarta Lolos ke Babak 8 Besar Liga 3 Wilayah Jawa Barat, Berikut Hasil Lengkap Pertandingannya

Selain itu, Ia juga bergegas untuk mencari pintu keluar bersama dengan Aremania dan Aremanita lainnya.

"Sekitar tiga menit kami keluar gerbang, itu ada tembakan gas air mata ke arah tribun, kami lolos dan tidak tahu bagaimana kondisi di dalam. Namun ada rekan yang terkena gas air mata," ujarnya.

Ia menyayangkan adanya penembakan gas air mata ke arah tribun dan membuat para penonton panik dan berusaha untuk berhamburan mencari jalan keluar.

Baca Juga: Aktor Korea, Lee Min Ho Tanggapi Soal Tragedi Kanjuruhan Malang, Ini Kata Netizen: Hah kaget...

Saat itu, lampu pencahayaan di dalam Stadion Kanjuruhan juga sudah dimatikan oleh petugas meski kondisi tribun masih penuh oleh penonton.

"Kalau yang masuk ke lapangan mungkin masih bisa kami terima karena mereka memang melanggar batas area. Tetapi kenapa yang di tribun salah apa, tapi ditembak gas air mata," ujarnya.

Seperti diketahui, petugas menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan usai laga antara Arema FC melawan Persebaya.

Baca Juga: Aktor Korea Lee Min Ho Beri Tanggapan Soal Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, Ini Katanya!

Setelah peluit panjang ditiup, ribuan suporter masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain serta ofisial.***

Editor: Muhammad Mustopa

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler