Sedangkan seorang Muslim yang banyak melakukan maksiat lalu ditimpa musibah, maka musibah itu adalah siksaan yang disegerakan di dunia yang menggugurkan siksaan baginya di akhirat.
Dalam dua keadaan tersebut, musibah adalah kebaikan bagi seorang muslim. Syaratnya adalah Islam, sabar dan ridha.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Ketiga, meminta maaf ketika menzalimi dan keempat, memaafkan ketika dizalimi.
Baca Juga: Inilah Keutamaan Membaca Shalawat di Hari Jumat
Berbuat zalim kepada orang lain adalah seperti mencacinya tanpa hak, membicarakan kejelekannya, memfitnahnya, mengambil hartanya tanpa hak dan lain sebagainya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ حَاسَبَهُ اللهُ حِسَابًا يَسِيْرًا وَأَدْخَلَهُ الْجَنَّةَ بِرَحْمَتِهِ قَالُوْا لِـمَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ تُعْطِيْ مَنْ حَرَمَكَ وَتَعْفُوْ عَمَّنْ ظَلَمَكَ وَتَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ (رَوَاهُ الطَّبـَرَانِيُّ)
Maknanya: “Tiga hal apabila seseorang bersifat dengannya, maka ia akan dihisab oleh Allah dengan hisab yang ringan dan dimasukkan ke dalam surga dengan rahmat-Nya.” Para sahabat bertanya: Bagi siapa itu wahai Rasulullah?.
Nabi bersabda: “Engkau memberi orang yang tidak pernah memberimu, memaafkan orang yang menzalimimu dan menyambung silaturahim dengan kerabat yang memutus shilaturrahim denganmu.” (HR ath Thabarani)
Baca Juga: Prakiraan Cuaca untuk Purwakarta 20 Mei 2022, Akan Terjadi Gerimis Petir
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda: