Menteri Agama Fachrul Razi Ajak Rawat Kemajemukan

- 28 November 2020, 23:38 WIB
Menteri Agama Fachrul Razi.
Menteri Agama Fachrul Razi. /Instagram.com/@fachrulrazi_official

PURWAKARTA NEWS - Menteri Agama Fachrul Razi mengajak seluruh masyarakat Indonesia khususnya di NTT untuk merawat kemajemukan dengan penguatan moderasi beragama yang dilakukan oleh tokoh-tokoh agama.

"Dialog kerukunan beragama saja tidak lagi cukup memadai dalam merawat kemajemukan dan ke Indonesia-an. Untuk itu, dibutuhkan penguatan moderasi beragama yang dilakukan oleh tokoh-tokoh agama, seluruh komponen masyarakat, serta pemerintah sebagai justifikasi kehadiran negara," katanya ketika bertemu dengan para tokoh lintas agama yang diinisiasi oleh Kakanwil Kemenag Provinsi NTT, FKUB dan Pemprov NTT. di Desa Belo, Kupang, Sabtu 28 November 2020 dilansir dari Antara.

Menurut Menag, Kementerian Agama sebagai leading sektor penguatan moderasi beragama, turut berkontribusi konkrit dalam pembinaan, pemeliharaan, dan penguatan moderasi beragama pada realitas pluralitas masyarakat Indonesia yang nyaris tiada tandingannya di dunia.

Baca Juga: Polri Bantah Ada Pendekatan Militeristik di Papua

“Moderasi Beragama telah tertuang dalam dan termaktub dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024,” tegas Menag.

Ia menjelaskan, toleransi yang selalu mengedepankan kasih sayang, toleransi, gotong-royong, adil, dan saling menghormati sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila dan ajaran mulia semua agama.

Menurut Menag, agama selalu lahir dalam misi mulia, yaitu perdamaian dan keselamatan. Namun, seiring perkembangan zaman dan kompleksitas kehidupan manusia, teks-teks penafsiran terhadap agama mengalami multi tafsir, menyesuaikan dengan kondisi geo-sosio-budaya masyarakatnya.

“Sebagian pemeluk agama ada sebagian tidak lagi berpegang teguh pada esensi dan hakikat ajaran agamanya, melainkan bersikap fanatik pada tafsir kebenaran versi yang disukai, dan terkadang yang sesuai dengan kepentingan ekonomi dan politik, hingga memunculkan konflik yang tidak terhindari,” papar Menag.

“Hal-hal semacam itu tidak saja terjadi di Indonesia, tapi juga di berbagai belahan dunia,” tambah Menag.

Halaman:

Editor: Opie Febiwara

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x