Direktur Intelijen Nasional AS Sebut Rusia dan Iran Ganggu Pilpres 2020

- 22 Oktober 2020, 11:38 WIB
ILUSTRASI pemilihan umum.*
ILUSTRASI pemilihan umum.* /pixabay

PURWAKARTA NEWS – Tak lama lagi pemilihan presiden di Amerika Serikat akan dilaksanakan. Namun ada kabar tak baik dari negeri paman tersebut. Pasalnya, pada prosesi pilpres AS 2020 ini Rusia dan Iran sama-sama berusaha mengganggu pemilihan presiden.

Hal tersebut disampaikan Direktur Intelijen Nasional AS John Ratcliffe hari Rabu 20 Oktober 2020. Ia membuat pengumuman tersebut pada konferensi pers yang diatur tergesa-gesa yang juga menyertakan Direktur FBI Chris Wray.

Pengumuman dua minggu sebelum pemilu menunjukkan tingkat kewaspadaan di antara para pejabat tinggi AS bahwa aktor asing berusaha merusak kepercayaan orang Amerika dalam integritas pemungutan suara dan menyebarkan informasi yang salah dalam upaya untuk memengaruhi hasilnya.

Baca Juga: Donald Trump Minggat dari Amerika Jika Hal Ini Sampai Terjadi

"Kami telah mengonfirmasi bahwa beberapa informasi pendaftaran pemilih telah diperoleh oleh Iran, dan secara terpisah, oleh Rusia," kata Ratcliffe dalam konferensi pers sebagaimana dikutip PurwakartaNews.com pada artikel RRI dari Reuters, Kamis 22 Oktober 2020.

Menurut informasi sebagian besar pendaftaran pemilih itu bersifat publik. Namun Ratcliffe mengatakan bahwa pejabat pemerintah "telah melihat Iran mengirim email palsu yang dirancang untuk mengintimidasi para pemilih, menghasut kerusuhan sosial, dan menghancurkan presiden Trump."

Menurut sumber pemerintah, mengacu pada email yang dikirim Rabu dan dirancang agar terlihat seperti berasal dari grup Pro-Trump Proud Boys.

Baca Juga: Satu Panggilan Telepon Rusia Akhiri Perang Armenia Azerbaijan

Badan intelijen AS sebelumnya memperingatkan bahwa Iran mungkin ikut campur untuk merugikan Trump dan bahwa Rusia berusaha membantunya dalam pemilihan.

Sementara, pakar luar mengatakan bahwa jika Ratcliffe benar, Iran akan berusaha membuat Trump terlihat buruk dengan meminta perhatian pada dukungan dan ancaman oleh kelompok yang terkadang melakukan kekerasan.

Halaman:

Editor: Opie Febiwara

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

x